Ingin Anak Asmat Punya Masa Depan
Sebagai salah satu peserta KKN yang dikirim ke Agats, Asmat Papua, Dyan Puspitasari sudah memiliki misi yang ingin dilakukan di tanah Papua nanti.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Hari Susmayanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM - Sebagai salah satu peserta KKN yang dikirim ke Agats, Asmat Papua, Dyan Puspitasari ternyata sudah memiliki misi yang ingin dilakukan di tanah Papua nanti.
"Saya ingin anak-anak di sana punya cita-cita untuk masa depan," ujar Dyan, sapaan akrabnya, Jumat(16/3/2018).
Gadis yang sedang menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM ini mengaku tertarik untuk ikut Tim KKN ke Agats Papua karena ingin mengetahui dengan kehidupan masyarakatnya.
"Saya penasaran, soalnya belum pernah ke sana," ujar mahasiswi jurusan Manajemen ini.
Gadis kelahiran Kendal ini pun juga menyebut keikutsertaannya dalam Tim KKN ke Agats Papua didasarkan pada hobi yang disenanginya.
"Pertama aku suka traveling, terus aku juga senang dengan kegiatan kemanusiaan," ujar gadis kelahiran 30 Juni 1995 ini.
Menurutnya, pemberitaan tentang Agats yang sempat heboh beberapa waktu silam justru mencoreng reputasi baik yang dimiliki Papua.
Keikutsertaannya dalam KKN pun menjadi salah satu cara untuk mengembalikan citra baik tersebut.
"Padahal setahu saya Papua itu terkenal karena tempat wisatanya. Asmat pun juga dikenal karena eksotisme kebudayaannya," papar anak bungsu dari 3 bersaudara ini.
Salah satu program Dyan tertuang dalam Pondok Pandai.
Nantinya anak-anak akan diberikan edukasi tentang berbagai hal, termasuk gaya hidup yang baik.
Menurutnya, dari data dan informasi yang didapat, sebagian besar masyarakat di sana hidup dengan pola yang tidak layak.
Bahkan hanya 21% anak-anak yang masuk sekolah.
Dyan, yang sering melakukan kunjungan ke panti asuhan ini pun menganggap anak-anak memiliki keistimewaan sendiri.
"Anak-anak kan masih bisa didorong dan dimotivasi untuk memiliki cita-cita sesuai keinginannya. Beda dengan orang dewasa," ujar gadis berambut panjang ini.
Lulusan terbaik Jurusan IPS SMA 1 Weleri 2013 ini juga merasa tertantang untuk mengubah gaya hidup masyarakat di sana menjadi lebih bersih dan sehat.
Meski begitu, Dyan tidak ingin program-program KKN nantinya akan membebani dirinya selama di sana.
"Yang penting enjoy aja jalaninnya, asal target program tetap tercapai," kata Dyan dengan lugas.
Karena baru pertama kalinya ke Papua, gadis setinggi 167 cm ini pun sudah memikirkan apa yang ingin dibawanya seusai KKN, yaitu topi khas Suku Asmat.
"Sama saya penasaran dengan papeda yang aslinya di sana seperti apa," jelas gadis yang juga hobi main basket ini.
Terkait persiapan sebelum berangkat, Dyan mengaku melakukan jogging tiap hari untuk menjaga kesehatannya.
Ia pun sudah menyiapkan barang khusus yang wajib dibawanya.
"Saya nanti mau bawa sunblock untuk digunakan selama di sana," ujar Dyan sambil tertawa kecil. (tribunjogja)