Ageless, Film yang Mempertemukan Opa dan Oma dengan Musik
Dalam sebuah film dokumenter, yang dibutuhkan tak hanya teknik namun sebuah rasa, kepekaan tentang masalah yang terjadi di lingkungan.
Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
Bagi yang memiliki fisik yang masih kuat, mereka berdansa agogo saat ditingkahi lagu Elvis Presley.
Lagu lain yang menjadi kegemaran opa oma di sana adalah keroncong dan mandarin.
"Mereka mengalami kekosongan, namun musik dapat membangkitkan mereka. Format fisik buat saya penting, karena modernisasi saat ini membuat banyak remontisme yang hilang. Format fisik patut dipertahankan, meski kemajuan teknologi berkembang pesat namun di film ini menceritakan modernitas tidak selamanya berfungsi," lanjutnya.
Tata Karwita, pengamat musik, mengatakan vinil biasanya dimiliki oleh kolektor, mereka mengumpulkan untuk diri mereka sendiri.
Sementara orang tua di panti wreda, mereka dipaksa untuk sendiri.
Dua kutub itulah yang dipertemukan dalam film yang digarap dari tahun 2012 hingga 2016 silam.
"Dari film ini dapat dilihat yang namamya bahagia harus ada unsur sedih dan gembiranya. Ada koneksitas dari media vinil yang mereka kenal saat muda. Dengan fisik vinil yang mereka kenal, dan diputarnya lagu kesukaan mereka, maka hormon endorphin akan muncul dan timbulah kegimbaraan," ulasnya.(TRIBUNJOGJA.COM)