Dahlan Iskan: Untuk Jadi Tangguh Harus Sering Jatuh

Gelar kuliah umum ini dilakukan di Ruang Sidang Kertanegara, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dan dimulai pukul 09.00 WIB.

Penulis: Tantowi Alwi | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Tantowi Alwi
Suasana kuliah umum di Ruang Sidang Kertanegara FEB UGM, Kamis (15/2/2018). 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Program Studi Magister Akuntansi Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar kuliah umum bersama Dahlan Iskan, Kamis (15/2/2018).

Gelar kuliah umum ini dilakukan di Ruang Sidang Kertanegara, Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM dan dimulai pukul 09.00 WIB.

Tema kuliah umum kali ini yaitu membangun semangat pengusaha muda yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan era globalisasi.

Di awal penyampaian materi, Dahlan Iskan yang merupakan mantan Menteri BUMN ini mengatakan, bahwa menjadi seorang pengusaha adalah mengenai sikap.

Di hadapan para Mahasiswa Program Studi Magister Akuntansi, Dahlan Iskan langsung mengawali dengan pertanyaan: Apa bedanya ahli keuangan dan pemilik sikap keuangan?

Menurut Dahlan, ahli keuangan merupakan orang yang pintar menganalisa angka-angka, baik defisit dan lain-lain.

"Sedangkan, sikap keuangan adalah ketika dia melihat angka dalam kurung, angka itu menggetarkan hatinya, membuat gelisah, dan dianggap seperti benda hidup. Kalau ahli keuangan melihat sebagai benda mati," kata Dahlan Iskan.

Persoalan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) itu tidak hanya menjadi patokan awal saat Dahlan merekrut manajer di perusahaannya.

Selebihnya, ia ingin melihat bagaimana sikap keuangan yang dimiliki oleh para manajernya.

"Akan kelihatan dia ini, orang yang punya sikap keuangan yang baik, harus cerewet, harus lebih banyak mencurigai, yang utama ia melihat angka sebagai benda hidup," tambahnya.

Kemudian, disampaikannya, saat ini pengusaha muda kecenderungannya lebih dekat dengan teknologi tinggi, ingin tangan bersih, ingin cepat kaya, dan tidak ingin berkeringat.

"Hal ini bertentangan prinsip dasar bisnis yaitu tangan harus kotor dan berkeringat. Tetapi ini belum menjadi kesimpulan saya," kata Dahlan.

Ia juga menyarankan anak muda untuk bekerja di sebuah perusahaan terlebih dahulu, karena untuk belajar tentang manajemen dan bagaimana perkembangan bisnis di masa depan.

"Bekerja di suatu perusahaan, harus dilihat bos di perusahaan itu apa bisa menjadi mentor yang baik, idola, dan panutan. Karena bekerja juga menyerap nilai-nilai etika," tuturnya.

Ditambahkannya lagi, harap diingat bahwa untuk tangguh harus sering jatuh.

"Kalau langsung sukses, bukan tangguh. Itu ibarat obesitas namanya, kalau jatuh dan mau bangun lagi artinya Anda punya keinginan sangat kuat," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved