Penyerangan Jemaah Gereja di Sleman
Begini Reaksi Orangtua Suliono di Banyuwangi saat Dengar Putranya Menyerang Gereja
Suliono diketahui adalah anak ketiga dari pasangan Mistadji (58) dan Edi Susiyah (54), warga Banyuwangi
TRIBUNJOGJA.COM - Penyerangan di Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/02/2018) pagi, mencuri perhatian khalayak.
Keluarga Suliono (23), pelaku penyerangan Gereja Santa Lidwina Bedog, Desa Trihanggo, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, pun tak lepas dari kejaran wartawan.
"Tolong jangan ganggu keluarga saya. Sudah...sudah... Keluar saja kalau enggak ada kepentingan apa-apa," kata Edi Susiyah sambil membuka pintu dan meminta beberapa jurnalis untuk keluar dari rumahnya, Minggu (11/2/2018).
"Saya minta doanya saja. Sesama Islam harus mendoakan. Jangan ganggu kami," ujar perempuan yang menggunakan jilbab warna coklat itu.
Suliono diketahui adalah anak ketiga dari pasangan Mistadji (58) dan Edi Susiyah (54), warga Krajan, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
Sementara itu, Mistadji, ayah kandung Suliono, hanya mengatakan kepada Kompas.com bahwa anaknya yang ketiga itu mondok di salah satu pondok pesantren di Jawa Tengah.
"Terakhir telepon tadi malam. Hanya tanya kabar saya, enggak bilang apa-apa. Enggak menyangka kayak gini. Selama ini dia anak yang baik," ucap Mistadji.
Adapun Riyono, Kepala Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, kepada Kompas.com membenarkan bahwa Suliono adalah salah satu warganya.
Suliono menyelesaikan sekolah di SDN 5 Kandangan dan SMPN 1 Pesanggaran, lalu sempat mondok enam bulan di Banyuwangi.
Kemudian dia pindah ke Morowali ikut keluarganya, lalu pindah lagi dan menyelesaikan SMA di Palu. (*/kompas.com)