Kisah Pengrajin Warangka Keris: Semakin Sulit Mencari Pohon Tua untuk Bahan

Makin hari sangat sulit mendapatkan kayu untuk bahan warangka keris ini karena imbas penebangan pohon besar-besaran.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Mujiyono, pengrajin sarung keris asal Payaman Kidul, Girirejo, Imogiri, Bantul saat mengerjaan sarung keris, Sabtu (10/2/2018). 

Jika dulu ada beberapa pohon timo, kini makin sedikit.

"Biasanya pohon yang besar dan tua kayunya muncul corak bagus, sekarang susah karena belum sampai tua pohon sudah ditebang," kata Mujiyono.

Baca: Lihatlah Garangnya Keris Misterius Era Keraton Plered Ini

Sebagai alternatif, Mujiyono biasa memakai kayu asem atau kayu sawo yang harga jual saat sudah jadi warangka akan lebih murah dibanding kayu timo.

Meski hasil corak yang dihasilkan dari dua jenis kayu ini tak seindah kayu timo namun kedua bahan kayu ini punya pasaran tersendiri.

Warangka berbahan kayu sawo atau asem dengan corak biasa, dijual dengan rentan harga Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu.

Sementara warangka dari kayu timo kualitas corak bagus bisa menyentuh harga Rp 450 belum termasuk pendok (kuningan pembungkus warangka).

"Masing-masing punya pasaran sendiri, warangka dari kayu dengan kualitas standar biasa dipakai untuk keris hiasan saja, kalau dari kayu dengan kualitas bagus seperti kayu timo ini biasa dipakai untuk keris yang memang punya kualitas bagus juga milik kolektor," katanya.

Setidaknya butuh waktu satu hari untuk Mujiyono membuat satu warangka keris dengan garapan biasa berbahan kayu lunak.

Sementara jika membuat warangka dari bahan kayu keras dengan kualitas prima, ia butuh 2-3 hari sudah termasuk proses finishing warangka.

Baca: Benda Mirip Keris ini Ditemukan di Wales, Diduga Berasal dari Abad ke-18

Sayangnya, Mujiyono tak bisa membuat warangka kayu dengan jumlah banyak karena keterbatasan modal.

Ia baru membuat warangka dengan jumlah banyak jika sedang ada pesanan.

Biasanya, saat peringatan hari kartini, menjelang 1 Suro atau order untuk properti ketoprak.

Beruntung, meski serba tidak tentu jumlah warangka keris yang laku tiap harinya, namun dalam satu bulan, warangka kreasi Mujiyono selalu ada peminat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved