Makam Mbah Drajat, Makam Tua Sarat Nuansa Mistis yang Terdampak Pembangunan Bandara NYIA
Hingga saat ini, makam tua tersebut beserta dua titik pemakaman umum lainnya di Bapangan belum direlokasi.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Pembangunan bandara New Yogyakarta Internasional Airport (NYI) di Kulonprogo, menimbulkan sejumlah dampak.
Satu di antaranya adalah areal pemakaman warga yang harus direlokasi akibat sebagai dampak dari proyek pembangunan bandara.
Satu di antara pemakaman terdampak pembangunan bandara adalah makam Mbah Drajat.
Makam tersebut adalah sebuah makam tua di Pedukuhan Bapangan, Desa Glagah yang cukup dikeramatkan oleh warga setempat.
Hingga saat ini, makam tua tersebut beserta dua titik pemakaman umum lainnya di Bapangan belum direlokasi.
Pemerintah desa terkendala hujan dan lahan yang terlalu becek sehingga menyusahkan pekerjaan pembongkaran dan pemindahan makam.
"Makam Mbah Drajat belum dipindahkan karena masih becek," kata Dukuh Bapangan, Suparjo.
Makam tua itu cukup dikeramatkan oleh warga setempat dan konon wingit serta beraura angker.
Pengalaman mistis konon kerap terjadi menyangkut makam tersebut, termasuk dalam persiapan relokasinya.
Kepala Seksie Pembangunan Desa Glagah, Sujarwo, menuturkan ada ritual khusus dilakukan warga yang peduli terhadap makam tersebut belum lama ini untuk persiapan pemindahannya.
Ia tak memungkiri ada kesan angker dari makam tersebut.
Bahkan, belum lama ini ada kejadian kesurupan menimpa warga yang rumahnya cukup dekat dengan makam tersebut.
"Ada yang sakit ngga sembuh-sembuh, semacam kesurupan. Padahal, ini baru rencana mau dipindah," katanya.(*)