Ini Curahan Hati Susi Pudijastuti di Lustrum XII SMA 1 Yogyakarta
Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Susi Pudjiastuti, disambut dengan penuh gegap gempita bak superstar
Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Ari Nugroho
Terlebih, zaman sudah berkembang dengan begitu pesat.
"Anak-anak harus berpikir lebih maju. Pikirkan, segera rencanakan dan bekerja untuk masa depan. Saya lihat, mereka masih anak-anak yang disiplin," cetusnya.
Sementara itu, di depan ratusan hadirin, perempuan kelahiran 15 Januari 1965 tersebut, mengisahkan perjuangannya dalam mempertahankan kedaulatan maritim tanah air.
Terutama soal ketegasannya terhadap para pencuri ikan di lautan Indonesia.
"Menangkap ikan itu, urusan orang dan perusahaan Indonesia. Tidak boleh asing masuk. Kalau ikan masih berenang di laut (Indonesia) kamu ambil, itu namanya mencuri. Ya, saya tenggelamkan," tandasnya sembari disambut gemuruh tepuk tangan.
Namun, Susi tidak memungkiri, kalau langkah menenggelamkan kapal asing yang telah terbukti bersalah tersebut, memang sempat menimbulkan pro dan kontra.
Namun, ia berdalih dan meyakini, kalau apa yang dilakukannya itu, sesuai dengan amanat undang-undang.
"Beberapa ahli hukum bahkan cari-cari pasal untuk menyalahkan langkah menteri bodoh ini. Mereka kemukakan, tulis, kalau saya melanggar hukum internasional. Kalau saya memang salah, biarlah mereka tuntut saya," tukasnya.
"Ini bukan ide Susi Pudjiastuti, ini amanat undang-undang. Sudah 350 kapal saya tenggelamkan. Tidak ada rundingan, tidak ada omong-omong. Satu bahasan, tangkap, sita, tenggelamkan," lanjutnya.
Susi mengatakan, selama bertahun-tahun, ribuan kapal asing berbondong-bondong datang untuk mencuri kekayaan laut yang dimiliki Indonesia.
Menurutnya, polemik tersebut harus diselesaikan, karena ia menilai, bangsa yang kuasai dunia adalah bangsa yang kuat di laut.
"Sekadar lewat saja, ya boleh. Tapi kalau sampai lepas jala, lepas pancing, itu namanya mencuri ikan. Tenggelamkan," tegasnya.
Dengan kondisi tersebut, menurutnya, Deklarasi Juanda seakan-akan sudah dianggap tidak ada.
Bagaimana tidak, imbuhnya, tanpa Juanda, laut Indonesia mungkin hanya 1/25 dari yang dimiliki sekarang.
Sebelumnya, panjang pantai wilayah laut Indonesia hanya 3 mil saja, selebihnya laut Internasional.