Banjir dan Longsor DIY

Waspadai Hujan Deras di Bantul sampai Awal Tahun

Bantul yang berada di pesisir pantai mau tak mau harus menampung air kiriman dari Sleman maupun Kota Yogyakarta.

Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Susilo Wahid
Warga bersama relawan membersihkan ranting pohon yang hanyut terbawa aliran Sungai Oya di Desa Sriharjo, Imogiri, Bantul, Senin (4/12/2017). 

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul terus bersiaga penuh meski hampir dua minggu berlalu pasca bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah Bantul.

Setidaknya sampai Januari-Februari nanti kesiagaan penuh ini dilakukan.

"Memang sudah kondisif ya sekarang pasca bencana banjir lalu, cuaca juga jarang turun hujan saat ini, tapi kami akan bersiaga penuh dengan tetap menyiapkan relawan setidaknya sampai bulan Januari-Februari tahun depan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto belum lama ini.

Upaya ini dilakukan Dwi karena musim penghujan diprediksi masih akan berlangsung sampai awal tahun mendatang.

Dwi seakan tak ingin ambil risiko demi mereduksi dampak yang ditimbulkan.

Pasalnya, potensi bencana di wilayah Bantul masih tinggi jika terjadi hujan deras.

Ini karena kontur tanah dan kondisi geografis Bantul yang dilewati sungai besar seperti Oya dan Opak.

Bantul yang berada di pesisir pantai mau tak mau harus menampung air kiriman dari Sleman maupun Kota Yogyakarta.

Hujan berdurasi panjang berarti potensi banjir di Bantul meninggi.

Bencana banjir 28 November lalu tampak membuat Dwi terperanga karena efek besar yang ditimbulkan. "Kami tidak mengira kali Oya akan meluap sampai seperti itu, hal ini bisa saja terjadi lagi, makanya kita waspada penuh guna mengurangi dampak jika benar-benar terjadi," kata Dwi.

Saat ini, relawan koordinasi BPBD masih disebar di beberapa titik yang memang masih membutuhkan penanganan.

Utamanya wilayah yang membutuhkan bantuan untuk memperlancar akses jalan atau pembersihan sumur yang tercemar air luapan banjir.

Jumat (8/12/2017) kemarin BPBD bekerjasama dengan pihak medis memeriksa kondisi para relawan.

Hasilnya, beberapa relawan mulai mengeluhkan pusing, pegal dan lemas.

Hasil pemeriksaan sementara, hal itu disebabkan lamanya durasi relawan turun ke lapangan.

Sudah sekitar sepuluh hari para relawan itu bersiaga di lapangan sejak bencana banjir 28 November lalu.

Akibatnya, kondisi fisik mereka menurun karena tenaga mereka bisa maksimal hanya dalam waktu lima hari.

Pemberian obat dan vitamin diberikan guna membantu mengembalikan kondisi fisik mereka. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved