Mengenal Gunungan Bromo, Gunungan Yang Hanya Keluar 8 Tahun Sekali
Satu gunungan yang menggenapi jumlah itu adalah Gunungan Bromo atau bisa juga disebut Gunungan Kutug.
Penulis: Rizki Halim | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rizki Halim
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Ada yang berbeda dalam acara Grebeg Mulud pada tahun ini, yang diselenggarakan Jumat (1/12/2017) lalu.
Jika pada acara Grebeg Mulud biasanya ada 7 gunungan yang disediakan, maka pada tahun ini ada 8 gunungan yang keluar dari Kraton.
Satu gunungan yang menggenapi jumlah itu adalah Gunungan Bromo atau bisa juga disebut Gunungan Kutug.
Keistimewaan Gunungan Bromo adalah, gunungan tersebut hanya dibuat delapan tahun sekali yaitu di tahun Dal.
Gunungan Bromo berbeda dengan gunungan lainya, sebab gunungan ini selalu mengeluarkan kepulan asap dari dalamnya.
"Gunungan bromo memiliki api yang menyala di dalam gununganya," ungkap Pengageng Kalih KHP Krida Mardawa, KRT Waseso Winoto.
Api yang berada di dalam Gunungan juga serta merta tidak memiliki maksud tujuan, ada makna dibaliknya.
"Api itu kan maknanya kesucian, simbol-simbol bangsa agraria seperti itu," lanjut KRT Waeso Winoto.
Selain itu, hal yang istimewa dari Gunungan Bromo adalah, gunungan ini tidak digunakan rayahan oleh masyarakat umum, namun hanya untuk orang dalam Kraton.
Sehingga seusai prosesi pemberian doa di Masjid Gede, Gunungan ini langsung dibawa masuk kembali ke Kraton.
Usai diawali oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X yang mengambil pertama pada Gunungan Bromo, lalu akan diikuti oleh abdi dalem yang hadir pada hari itu. (*)