Anton Afganial Gelar Pameran Tunggal 'The World Arround Me'
Anton Afganial berproses kreatif dengan cara berdialog dengan dirinya sendiri tentang segala hal yang pernah dilihat dan dialaminya.
Penulis: Yudha Kristiawan | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja Yudha Kristiawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Untuk menghasilkan kemungkinan karya yang berarti dan lebih bermakna, seseorang kerap berkontemplasi, melakukan perenungan terhadap keadaan dirinya sendiri.
Selanjutnya, setelah yakin dan mendapatkan gambaran dalam usaha perenungan tersebut barulah dituangkan dalam sebuah karya dengan beragam media.
Pun demikian yang dilakukan perupa Anton Afganial, dalam kurun waktu 12 bulan (2016-2017), ia berproses kreatif dengan cara berdialog dengan dirinya sendiri tentang segala hal yang pernah dilihat dan dialaminya.
Alhasil dirinya sukses menuangkan dalam bentuk karya dan akan dipamerkan dalam pameran tunggal pertamanya bertajuk 'The World Arround Me'.
Pameran akan digelar di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY) mulai 5 hingga 13 Desember mendatang.
Soal pameran tunggalnya ini Anton menuturkan, semuanya bisa sangat berelasi dan digabungkan dalam bentuk karya.
Selain itu juga melibatkan hal-hal yang lebih kompleks seperti bentuk adanya aktivitas.
Adanya hal baik dan hal buruk, konflik batin hingga antar makhluk, terciptanya kebiasaan dan budaya, kerusakan - kerusakan alam, peperangan, hingga kehancuran.
"Yang berhasil kita alami dan kita tangkap mengenai dunia sekitar dapat dituangkan dalam bentuk karya. Dimulai dari kontemplasi yang terkait hal-hal sangat sensitif seperti hasil penglihatan kepada dunia sekitar, " ujar Anton.
Lanjut Anton, semua hasil penginderaan di kehidupan sehari-hari akan masuk ke ingatan lalu pada akhirnya menjadi kontemplasi dan gagasan-gagasan.
Kemudian pada akhirnya kita tergerak untuk menuangkannya pada karya.
Karya ini melalui beragam media tanpa filter tanpa banyak konsep-konsep baku, dan secara bebasmengkombinasikannya dengan cara-cara tertentu.
"Segala hasil dari berkontemplasi pada akhirnya diendapkan di ruang pikir dan digabungkan dengan khayalan dan pandangan internal perupa mengenai bentuk, warna yang gerak," imbuh Anton. (*)