Perlintasan Sebidang Sentolo Ditutup Akhir Bulan, Lempuyangan Butuh Kajian Mendalam

Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Direktur Keselamatan Perkeretaapian Dirjen Perkeretaapian Kemenhub, Edi Nursalam melakukan pertemuan dengan Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait dengan penutupan perlintasan kereta api sebidang di DIY.

Ada tiga perlintasan yang dibahas.

Selain perlintasan Janti, dua perlintasan sebidang di Lempuyangan, Kota Yogyakarta dan Sentolo, Kulonprogo dibicarakan.

Menurutnya, perlintasan Janti akan tetap ditutup bagi kendaraan bermotor.

Sementara untuk Sentolo, akhir bulan November ini akan ditutup untuk uji coba.

Sedangkan untuk Lempuyangan, perlu ada kajian mendalam, mengingat beban dan dampak yang berat jika perlintasan ditutup tanpa ada alternatif lain meski sudah ada fly over.

"Lempuyangan memang perlu punya kajian khusus. Kami juga sudah rapatkan kemarin di Jakarta, mengundang DPRD, Polres, Dishub, Bappeda, Pemda. Memang Pemda minta waktu kajian mendalam karena dampak akan lebih besar," kata Edi, Jumat (17/11/2017).

Edi juga mengatakan, Sultan meminta ada perlakuan khusus untuk Lempuyangan seperti dengan meminta Pemerintah membangun Underpass di sana.

Sementara untuk Sentolo dan Janti dianggap tidak perlu Underpass karena sudah ada fly over.

Kepala Dinas Perhubungan DIY, Sigit Sapto Raharjo mengatakan yang perlu ada kajian adalah Lempuyangan.

Mengingat fly over yang ada di atas perlintasan juga terdapat lampu merah di ujung-ujungnya, sehingga perlu ada rekayasa dan menghitung kekuatan dari fly over.

Jika semua kendaraan dialihkan lewat fly over maka beban akan semakin berat.

Nanti kajian terkait Lempuyangan ini akan dibuat oleh Pemerintah Kota Yogyakarta terkait bagaimana manajemen lalu lintasnya dan apakah perlu dengan membuat underpass.

Sedangkan Sentolo dianggap bisa segera dilakukan penutupan.