'Harmonisasi Budaya Dayak Melalui Kolektifitas Kearifan Lokal' Jadi Tema Acara, Ini Alasan Panitia
para panitia ingin mencoba memperkenalkan kearifan lokal budaya Dayak kepada masyarakat yang ada di Yogyakarta.
Penulis: Tantowi Alwi | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Tantowi Alwi
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - "Harmonisasi Budaya Dayak Melalui Kolektifitas Kearifan Lokal" jadi tema dalam Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan XV yang berlangsung di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM.
Alexander Ongki Anas Pralindo, Ketua Panitia Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan XV mengatakan alasan memilih tema tersebut yaitu untuk menyampaikan spirit keharmonisan Dayak meski dalam lingkup yang beragam.
"Melihat masyarakat Dayak yang ada di Kalimantan. Ada 400 lebih suku, berbagai keberagaman kehidupan mereka, cara bertani, budaya, kita ingin menyampaikan keharmonisan, meski berbeda-beda tapi tetap satu, spirit itu yang kita bangun," kata Ongki.
Selain itu, Ongki mengatakan para panitia ingin mencoba memperkenalkan kearifan lokal budaya Dayak kepada masyarakat yang ada di Yogyakarta.
Persiapan acara Pesta Seni dan Budaya Dayak se-Kalimantan XV dimulai sejak Desember 2016 yaitu diawali membangun komunikasi dengan para alumni.
"Agustus 2017, panitia baru lengkap, totalnya ada 129 orang," kata Ongki.
Meski sempat terkendala minimnya dana, Ongki dan kawan-kawan tetap mencari solusi bersama-sama.
"Berbagai kekurangan saat di persiapan, tidak menyurutkan semangat kami untuk menyuarakan kebudayaan Dayak," tutur Ongki kepada tribunjogja.com.
Selanjutnya, Ongki berharap melalui acara ini masyarakat luas dapat mengenal budaya Dayak yang begitu kaya.
"Juga semoga melalui acara ini dapat meningkatkan potensi pariwisata Kalimantan," ujar Ongki. (*)