Perlintasan Janti Ditutup

Warga di Sekitar Fly Over Janti Akan Mengadu ke Sultan

Berdasarkan cerita nenek moyang dahulu, jalan umum ini dibangun lebih dahulu dari pada rel kereta api.

Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM / Arfiansyah Panji
Seorang pesepeda sedang menyeberang di perlintasan kereta api di Janti, Jumat (3/11/2017). Sudah tiga hari ini perlintasan kereta api sebidang di bawah fly over Janti ditutup. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Warga di sekitar Fly Over Janti mengaku akan mengadu ke Sultan Hamengku Buwono X, hal tersebut lantaran mereka merasa aspirasi mereka selama ini tidak didengar.

"Aksi lanjutan mau sowan ke Sultan. Yogyakarta ini kan istimewa ujug-ujug langsung dipatok-patok, keistimewaan Yogya jadi nggak ada," terang Agus warga setempat, Jumat (3/11/2017).

"Harapan warga satu-satunya kepada Sultan. Karena kita punya raja," tegasnya.

Agus juga menjelaskan, berdasarkan cerita nenek moyang dahulu, jalan umum ini dibangun lebih dahulu dari pada rel kereta api.

Sehingga tidak elok jika jalan umum ini harus mengalah untuk ditutup.

"Rel ini belum dibangun ini sudah jalan umum, jalan belanda sudah ada. Jalanan bersejarah," terangnya.

Agus juga menjelaskan menurut cerita yang selama ini ia dengar, jalan tersebut merupakan titik pertemuan antara Merapi dan laut selatan.

"Ini perbatasan antara Merapi dan laut selatan itu di sini. Info yang dari orang yang kesurupan Ratu Sekar Langit juga begitu, pusat titik antara Merapi dan laut selatan," tegasnya.

"Ini adalah kemunduran karena nambahi gawean. Dahulu ada palang sekarang harus nyebrang-nyebrangin," pungkasnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved