Perlintasan Janti Ditutup
Perlintasan Kereta Api Sebidang di Janti Ditutup, Warga Terpaksa Sebrangi Rel Tanpa Penjagaan
Warga sedih setiap hari melihat hampir ratusan anak sekolah menyeberang rel tersebut.
Penulis: app | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Arfiansyah Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sudah tiga hari ini perlintasan kereta api sebidang di bawah fly over Janti ditutup.
Rasa kecewa masih tersemat di hati warga sekitar, termasuk Jono.
Pria paro baya tersebut sedih setiap hari melihat hampir ratusan anak sekolah menyeberang rel tersebut.
"Kasihan anak-anak sekolah yang SD bawa sepeda onthel," jelasnya, Jumat (3/11/2017).
"Keretanya kenceng, anak-anak juga kadang nggak denger kereta datang," timpalnya.
Lanjutnya memang di atas terdapat fly over.
Namun, tentu tidak akan mudah seorang anak kecil atau para pesepeda melewati jalan menanjak tersebut.
Terlebih mereka masih harus memutar untuk sampai ke tujuan.
"Saya prihatin anak-anak SD nuntun sepeda harus nyabrang. Kalo bawa sepeda motor dapat naik. Kalau yang jalan kaki yang sepeda bisa habis nafasnya," terangnya.
Jika melihat anak sekolah menyebrang, Jono pun lantas sebisa mungkin membantu.
"Ramainya saat jam berangkat dan pulang sekolah," ujarnya.
"Pedagang omzet menurun, sepi sekali, semua yang dagang mengeluh. Tapi saya lebih menaruh perhatian pada anak-anak," tuturnya.
Jono pun menyesali pelepasan piranti palang pintu kereta api.
Menurutnya jika memang masih uji coba, piranti tersebut harusnya tidak dilepas.
"Katanya uji coba kok dilepas (palang pintu kereta api) aspal juga dicungkili, kemungkinan hanya untuk menghindari warga demo," pungkasnya. (*)