Beberapa Pengendara Masih Banyak yang Memutar di Janti
Spanduk tersebut bertuliskan 'Warga dan masyarakat sekitarnya menolak rencana penutupan palang pintu kereta api fly over Janti'.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Pradito Rida Pertana
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Setelah perlintasan rel kereta api di bawah flyover Janti ditutup pihak KAI, terdapat beberapa spanduk yang bertuliskan kata-kata bermakna penolakan dari masyarakat sekitar mengenai penutupan rel tersebut.
Beberapa spanduk yang berada di sekitar perlintasan kereta antara lain bertuliskan 'Warga usul penutupan ditunda, warga usul penutupan setelah disiapkan jalan alternatif'.
Selain itu ada pula sebuah spanduk yang tertempel di tiang baja yang digunakan sebagai pagar penutup perlintasan kereta api.
Spanduk tersebut bertuliskan 'Warga dan masyarakat sekitarnya menolak rencana penutupan palang pintu kereta api fly over Janti'.
Beberapa kendaraan roda dua pun banyak yang harus memutar arah setelah mengetahui adanya penutupan akses jalan di perlintasan tersebut.
Nampak pula, salah seorang pengendara sepeda motor yang hendak berbelanja di sebuah toko elektronik harus memarkirkan kendaraannya di selatan perlintasan, hal itu dikarenakan toko tersebut berada di utara perlintasan kereta api Janti.
Ahmad Jazuli (62), warga Wonocatur, Bantul mengatakan, semula ia hendak mengantar istrinya ke toko elektronik di seberang rel.
Namun mengetahui adanya sebuah pagar baja di perlintasan tersebut membuatnya harus berhenti, dan memarkirkan motornya di selatan perlintasan rel.
Lanjutnya, ia menilai penutupan perlintasan kereta api di Janti ini mengganggu akses pengendara untuk ke toko atau tujuannya ada di seberang rel tersebut.
Ia menilai, pengendara tidak menganggu laju kereta yang melintas, bahkan jika ada kereta pasti berhenti sejenak.
"Kalau bisa ya nggak perlu ditutup seperti ini, kan mau ke toko saja jadi terganggu dan sulit. Kalau lewat atas jelas tidak bisa, wong tokonya di bawah fly over ini. Kalau laju keretanya terganggu karena kami lewat, ya ditutup tidak apa-apa, lha ini nggak nggangu kereta lewat kok malah dipersulit aksesnya," katanya, Rabu (1/11/2017).
Sambungnya, ia kerap melintas daerah Janti, khususnya mengambil jalur di bawah fly over.
Hal tersebut dilakukannya karena aman dan sebagian besar tempat tujuannya berada di sekitar perlintasan rel tersebut.
"Wah, jika lewat atas (fly over) ramai sekali lalu lintasnya, apalagi saya sudah tua.
Tujuannya kan hanya dekat sini juga, masa harus muter lagi," jelasnya.
Ia berharap pemerintah DIY dapat mempertimbangkan lagi penutupan perlintasan kereta api Janti, karena ia merasa masih banyak masyarakat yang perlu akses jalan di daerah tersebut. (*)