Terhalang Proyek Bandara, Ini Dua Opsi Pengubahan Alur JJLS di Wilayah Temon
Alur badan jalan dalam proyek pembangunan JJLS di wilayah Temon kemungkinan besar akan dibelokkan ke arah utara.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Alur badan jalan dalam proyek pembangunan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) di wilayah Temon kemungkinan besar akan dibelokkan ke arah utara.
Hal ini lantaran sebagian jalur jalan yang dibuat menggunakan ruas existing dari Jalur Daendels itu masuk ke dalam wilayah pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Pembelokan jalur jalan ke utara nantinya akan membawa konsekuensi jalur memotong jalan masuk bandara.
Kepala Bidang Bina Marga, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kulonrpgoo, Nurcahyo Budi Wibowo mengatakan, ada dua alternatif rencana pembelokan JJLS yang muncul dalam rapat Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan perumahan Rakyat (PUPR) dengan pihak terkait, pekan lalu.
Rapat tersebut dihadiri pula oleh PT Angkasa Pura I, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional (P2JN), dan Pemerintah DIY.
"Kedua opsi itu menyertakan kemungkinan bahwa JJLS akan memotong jalur jalan masuk ke bandara. Namun, diusahakan tidak berupa jalur sebidang melainkan dibangun flyover dengan batas ketinggian sesuai ketentuan yang tidak mengganggu KKOP (Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan)," kata Nurcahyo pada Tribunjogja.com, Selasa (24/10/2017).
Opsi pertama, dari arah timur ke barat, JJLS dibelokkan ke utara menyusuri tepi lahan PT AP I yang akan dibangun NYIA.
Di sekitar menara Saluran Udara Tekanan Tinggi (Sutet), jalur dibelokkan ke barat memotong jalan masuk bandara dan kemudian berbelok lagi ke selatan menyambung kembali dengan Jalur Daendels.
Adapun pada opsi kedua, alur existing JJLS dari arah barat yang masuk wilayah Desa Jangkaran akan dibuat lurus ke arah timur melalui jalan kampung.
Dari situ, jalurnya diteruskan melalui sisi utara kompleks relokasi Palihan lalu ke timur dan memotong jalan masuk bandara.
Setelah itu, jaklur dibuat tembus ke timur melalui sisi utara relokasi Glagah sebelum kemudian serong ke tenggara dan kembali menyatu dengan Jalur Daendels.
"Kalau di opsi pertama jalur ke utara agak menyiku sedangkan di opsi kedua jalurnya menyerong. Panjang jalurnya jadi bertambah 600 meter karena pembelokan alur tersebut," kata Nurcahyo.(*)