Bedhol Dusun Warga Terdampak Bandara Menyimpan Tragedi bagi Pria Ini
Ia mendapat laporan dari seorang tetangga bahwa suaminya 'main api' dengan perempuan lain lalu dinikahi.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Agenda bedhol dusun warga Desa Glagah terdampak pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA), Sabtu (21/10/2017) menjadi sejarah baru bagi kehidupan warga.
Ada perasaan haru yang berkecamuk di dada masing-masing warga.
Dari prosesi itu, muncul memori tentang rumah lama mereka yang kini harus ditinggalkan berkelebat kencang dalam pikiran.
Ada kenangan manis juga pahit dari rumah yang telah ditinggali sejak puluhan tahun silam oleh beberapa generasi sekaligus.
Dalam istilah masyarakat Jawa, rumah itu disebut omah tabon yang diwariskan secara turun temurun dari para orangtua kepada anak, cucu, bahkan buyut dan canggah-nya.
Perasaan itu muncul dalam benak Kuswiyanto (62) warga Bapangan.
Ada rasa senang juga susah yang bercampur jadi satu yang dirasakannya.
Perasaan senang karena sekarang ia dan keluarganya akan memulai babak hidup baru di rumah baru dan cerita baru.
Namun, ada rasa sedih pula yang buru-buru menyeruak di benaknya ketika teringat kenyataan bahwa rumah tabon harus ditinggalkannya.
Padahal, di sana banyak kenangan terukir sejak dirinya kecil hingga kini sudah beranak pinak.
"Berat sekali rasanya harus meninggalkan rumah warisan eyang buyut. Kalau ngga terpaksa (karena terkena proyek pembanguan bandara), saya ngga mau pindah," kata Kuswiyanto kepada Tribunjogja.com, Sabtu (21/10/2017).
Sebagai anak tunggal, ia menerima warisan berupa rumah tersebut dari orangtuanya yang juga mewarisi dari eyang buyutnya.
Setelah menikah, Kuswiyanto juga tinggal di situ bersama sang istri dan dua anaknya.
Ia mencari nafkah dengan beternak ayam.
Singkat kata, rumah itu jadi saksi bisu naik turun garis hidupnya.
Ada pula kepingan cerita tragedi yang dilaluinya di rumah itu.
Yakni, ketika ia memutuskan berpoligami di saat istrinya sedang mecnari peruntungan ke negeri orang sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Diceritakan sang istri, Fatkhul Janah, peristiwa tak terlupakan itu terjadi pada 1994 ketika dirinya berada di Arab Saudi.
Ia mendapat laporan dari seorang tetangga bahwa suaminya 'main api' dengan perempuan lain lalu dinikahi.
Kabar ini sontak membuatnya kaget bukan kepalang hingga akhirnya Fatkhul nekad libur kerja demi memastikan kebenaran cerita itu.
"Waktu dengar kabar itu, hati saya sangat sakit dan kesal. Gimana ngga sedih, direwangi pisah anak bojo, ngga tahunya dimadu. Sampai-sampai, tangan saya berdarah karena kejebles pintu rumah majikan saking kesalnya. Tapi ternyata cerita itu benar," kata Fatkhul, dengan mata berkaca-kaca teringat kisah-kisah yang dilaluinya di rumah tabon.
Namun begitu, Fatkhul dan suaminya tak bercerai dan mereka tetap bertahan hingga kini.
Demikian juga hubungan dengan istri kedua Kuswiyanto tetap rukun dan Fatkhul menganggap anak hasil perkawinan suami dan madunya selayaknya anak kandungnya sendiri.
"Sekarang, tinggal menatap masa depan di rumah baru. Anak bungsu kami masih kuliah dan kami mau investasi edikit-sedikit beli tanah," kata Fatkhul.(*)