Angkat Kisah HB IX, Dua Siswa MAN 1 Yogyakarta Raih Juara II Lomba dari Kemendikbud
Mulai dari meminjam berbagai kamera, menghubungi calon narasumber pengisi film, hingga belajar editing semua dilakukan hanya berdua saja.
Penulis: gil | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mengusung tokoh nasional asal Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengantarkan dua siswa MAN 1 Kota Yogyakarta meraih juara II Lomba Kreasi Audiovisual Sejarah 2017 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Dua siswa tersebut, Muhammad Sulchan Fathoni dan Shuhaib Abdul Karim baru saja kembali dari Jakarta usai menerima penghargaan pada Senin (16/10/2017).
Karya mereka berupa dokumenter tentang perjalanan HB IX dari saksi sejarah dan garis keturunannya mampu menyisihkan 371 proposal perwakilan dari seluruh siswa sekolah se-Indonesia.
Judul film yang diangkat yakni "Sultan HB IX: Tokoh 1.000 Umat dari Yogyakarta untuk Indonesia".
Sulchan menuturkan, lomba diawali dengan pengiriman proposal naskah sinopsis film yang akan dikompetisikan pada awal tahun 2017.
Proposal mereka tembus hingga 30 besar dan berhak mengikuti worksop tentang produksi film.
Mereka pula menjadi satu-satunya perwakilan DIY.
"Kita ikut workshop perekaman film di bogor dan ini pelajaran baik buat kami yang sama sekali belum tahu soal membuat film," ujar Sulchan pada Jumat (20/10/2017).
Ia mengaku, tidak ada satupun diantara mereka berdua yang pernah membuat film.
Keduanya merupakan siswa yang aktif dalam kelompok ilmiah remaja, sehingga proses produksi film menjadi hal dan tantangan baru bagi mereka.
Bermodal keberanian dan keterampilan hasil workshop, mereka memulai shooting pertengahan tahun 2017.
Mulai dari meminjam berbagai kamera, menghubungi calon narasumber pengisi film, hingga belajar editing semua dilakukan hanya berdua saja.
"Kesulitannya di bagian teknis produksi, juga saat berusaha mewawancarai anak dari HB IX yakni Gusti Bendara Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat. Kita beruntung bisa dapat waktu mewawancarai beliau di tengah kesibukkannya," tutur Sulchan.
Shooting selesai dan karya dikumpulkan pada Juli 2017.
Penjurian kedua pun dilakukan, dan keduanya cukup terkejut ketika diumumkan masuk dalam 10 besar.