Kisah Keluarga Tak Kasat Mata di Jalan Magelang Sempat Viral, Kini akan Tayang di Layar Lebar

TRIBUNJOGJA.COM - Tahun 2016 lalu, kisah Keluarga Tak Kasat Mata di sebuah rumah di Jalan Magelang viral di jagat maya.

Kisah yang ditulis Bonaventura Genta berdasarkan pengalamannya nyata itu telah dibaca ribuan kali dan bahkan sudah diluncurkan dalam bentuk buku.

Keluarga Tak Kasat Mata ditulis di Kaskus. Genta menceritakan bagaimana pengalamannya berinteraksi dengan makhluk halus, selama bekerja di rumah yang kemudian dijadikan kantor tersebut.

Dua tahun bekerja di sana, Genta tak hanya melihat benda bergerak ataupun mendengar suara. Namun, ia dan teman-temannya juga melihat sosok-sosok yang menghuni rumah tersebut.

Sebuah akun Facebook bernama Mbah Kaje kemudian membuat postingan di grup Kerabat Keliling Jogja.

Ia membeberkan anggota keluarga tak kasat mata yang menghuni rumah itu, di antaranya Langgeng, nenek-nenek berkerudung, kuntilanak, ular sebesar paha manusia yang wajahnya mirip anjing, serta nenek bersusur bernama Simbah Juminah.

Ada lagi sosok bernama Mbah Pawiro, pocongan, anak kecil tiga yang berjalan mundur, macan kumbang, sundel bolong bernama Siti, wujud bayangan putih seperti asap dan wujud yang menyamar sebagai manusia yang menghuni tempat tersebut.

Rumah itu juga dihuni sosok keluarga yang menjadi tumbal Langgeng, terdiri dari ayah, ibu serta anak-anaknya yang berjumlah enam orang.

Ada pula penampakan jin asli yang berwujud besar, sangar, bersisik seperti ular dan bertelinga mirip kera.

Setelah sukses di jagat maya dan versi buku, kini Keluarga Tak Kasat Mata akan tayang dalam versi film. Salah satu aktor yang membintangi film tersebut adalah Kemal Pahlevi.

Si pemilik cerita, Genta, membeberkan di grup Kerabat Keliling Jogja bahwa Film tersebut akan tayang pada 23 November 2017.

Baca: Merinding! Salah Satu Kru Film Keluarga Tak Kasat Mata Kesurupan Saat Proses Syuting

Begini postingannya.

"Satu tahun lalu saya pernah menulis satu pengalaman cerita di Yogyakarta tentang - Keluarga Tak Kasat Mata.

Curhatan yang dicatat sederhana dalam satu forum diskusi. Kemudian entah bagaimana bisa menuai banyak reaksi dan kontroversi. Sehingga bisa berkembang menjadi banyak media berekspresi.