Kementerian Kelautan Perikanan Bakal Bantu Tanjung Adikarto
Meski sudah dibangun dan menghabiskan banyak anggaran, pelabuhan ini tidak beroperasi karena sedimentasi di jalur masuk pelabuhan.
Penulis: dnh | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bakal ikut membantu mengatasi masalah yang ada di pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto, Kulonprogo.
Seperti diketahui meski sudah dibangun dan menghabiskan banyak anggaran, pelabuhan ini tidak beroperasi karena sedimentasi di jalur masuk pelabuhan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Rifky Effendi Hardijanto mengatakan Tanjung Adikarto berpotensi untuk dibantu dan juga dipercepat agar bisa segera berfungsi.
Hal tersebut diungkapkannya setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Komplek Kepatihan.
"Aku baru dapat info awal dari pak Gubernur tentu akan saya terjunkan tim teknis , laut selatan ini memang berbeda dengan laut utara, tapi bukan berarti tidak punya pelabuhan di selatan," katanya Jumat (13/10/2017) sore.
Rifky mencontohkan, bagaimana daerah daerah di pesisir selatan pulau Jawa memiliki pelabuhan perikanan.
Seperti Banyuwangi, Cilacap, Pangandaran dan Pelabuhan Ratu.
Jika daerah lain bisa dan memiliki pelabuhan perikanan, maka Yogyakarta menurutnya juga harus bisa.
Menurutnya, Tanjung Adikarto bisa menjadi infrastruktur yang strategis, terlebih letaknya bakal dekat dengan New Yogyakarta International Airport yang tengah dalam proses pembangunan.
Konektivitas dua fasilitas ini diharapkan bisa menjadi pintu Indonesia dalam melakukan ekspor untuk hasil perikanan dari laut selatan Jawa.
"Kita harapkan bisa menjadi salah satu titik ekspor baru yang nilainya tinggi, terutama tuna," katanya.
Terkait dengan potensi, menurutnya saat ini laut selatan Jawa memiliki potensi yang sangat besar.
Terlebih setelah moratorium selama tiga tahun dan dibasminya para maling ikan dari negara lain.
Salah satu yang saat ini melimpah adalah ikan tuna.
Di sisi lain pasokan ikan berkualitas dari negara tetangga menurun dan neraca Indonesia meningkat dan menjadi nomor satu di Asean.
Selain itu dalam kesempatan yang sama, Rifky juga mengatakan untuk menggairahkan perikanan tangkap di Yogya yang lesu direncanakan adakan ada bantuan kapal di atas 30 gross ton.
"2017-2018 ada program membangun kapal ikan di atas 30 GT 100 GT 120 GT, tadi sudah kita bahas ini mekanisme kerjasamanya, jadi nanti sebagian ditaruh di Yogyakarta siapa operatornya siapa yang menjalankannya bagaimana model bisnis sedang kita tata, sehingga kita harapkan perikanan tangkap di Yogya yang sekarang ini relatif rendah bisa bergairah," katanya.(*)