OTT Lagi, Peneliti Pukat : Mau Digencet Seperti Apapun KPK Tetap Jalan
OTT menjadi bukti KPK tidak ambil pusing dengan 'gencetan' dari Pansus di DPR.
Penulis: dnh | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Jumat (6/10/2017) malam.
Dua dari lima orang yang ditangkap disebut adalah seorang hakim dan politisi.
Seperti diketahui, saat ini KPK tengah 'digencet' dengan adanya pansus di DPR.
Menurut Peneliti Pusat Kajian Anti Korupsi (Pukat) UGM Hifdzil Alim, OTT menjadi bukti KPK tidak ambil pusing dengan 'gencetan' tersebut.
"Pada saat ini, OTT itu menandakan dua hal. Pertama, KPK ingin menunjukkan bahwa apa yang disangkakan pansus soal tidak profesionalnya KPK tidak terbukti. Nyatanya meski mau digencet seperti apapun, KPK tetap jalan," kata Hifdzil kepada Tribun Jogja, Sabtu (7/10/2017).
Sementara kedua, menurut Hifdzil dengan OTT ini menunjukan bahwa KPK bukan lembaga politik, namun lembaga hukum.
Sementara pansus adalah urusan politik.
"Jadi KPK tidak mau tahu dengan manuver pansus, sebab ia adalah lembaga hukum dan terus melakukan tugas dan kewenangannya semata," katanya.
Bisa jadi, menurutnya dengan adanya OTT ini gencetan kepada KPK.
Dukungan publik menurutnya penting kepada KPK.
"Publik perlu menjaga kewarasan berpikir bahwa saat ini korupsi sudah bertambah akut. Jika lembaga pemberantasan korupsi digencet, maka publik harus melawan," katanya.
Karena menurut Hifdzil, matinya lembaga pemberantasan korupsi berarti matinya juga asa publik untuk mendapatkan kesejahteraan karena korupsi telah menggerogotinya dengan sangat cepat dan merusak.
Sementara itu terlibatnya aparat dan ikut terciduk dalam OTT sungguh sangat disayangkan dan sungguh miris.
Karena harusnya mereka yang memberikan contoh baik.
Upaya edukasi etika dan mengingatkan terkait sumpah jabatan penting dilakukan, selain juga masyarakat harus tetap memberikan pengawasan.
"Semakin banyak mata mengawasi akan semakin baik," ujarnya.(*)