Warga Kalakijo di Bantul Kembangkan Kuliner Ingkung Warisan Nenek Moyang
Warga ikut mengembangkan ingkung kuali yang selama sekitar tiga tahun belakangan jadi andalan Desa Wisata Kalakijo.
Penulis: Susilo Wahid Nugroho | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Saat melintas di Jl Pajangan yang mengarah ke Desa Kalakijo, Guwosari, Pajangan, Bantul, tampak beberapa warung makan yang menyajikan masakan ingkung kuali.
Setidaknya ada tujuh warung ingkung kuali yang tampak langsung dari pinggir jalan Pajangan ini.
Tapi menurut kepala dukuh setempat, ada 12 warung ingkung kuali yang kesemuanya berada di Desa Kalakijo.
Mereka semua adalah warga yang memang ikut mengembangkan ingkung kuali, kuliner yang selama sekitar tiga tahun belakangan jadi andalan Desa Wisata Kalakijo.
Kepala Dukuh Kalakijo, Sareh mengatakan bahwa masakan ingkung kuali ini sudah ada di Kalakijo sejak jaman nenek moyang.
"Tapi hanya dimasak saat ada warga yang punya hajatan, biasanya saat kenduri, cuma daging yang didapat hanya sedikit karena dibagi," kata Sareh.
Baca: Emoh Pakai Plastik, Panitia Kurban Cinta Lingkungan Pilih Daun Jati untuk Bungkus Daging
Siapa sangka, pertemuan antar dukuh yang dilakukan di rumah Kepala Dukuh Watugedug bernama Sehono sekitar 2003 lalu menjadi awal perkembangan ingkung kuali di Kalakijo.
Sehono kala itu menyajikan tiga ingkung kepada sekitar 15 orang yang datang.
Satu ingkung dimakan untuk lima orang.
Merasa terpuaskan ketika per orang bisa memakan daging ingkung dengan jumlah banyak, pertemuan serupa mulai terbiasa mendapat suguhan ingkung.
Sempat ada wacana untuk semakin mengembangkan ingkung ini namun bencana gempa 2006 membuat rencana itu urung terrealisasi.
Baru tahun 2008, berawal dari program pemberdayaan masyarakat, kuliner ingkung kembali populer setelah berdiri warung ingkung 'Warung Ndeso' di sekretariat program pemberdayaan masyarakat setempat.
Kurun waktu lima tahun, warung ndeso ini satu-satunya yang menyediakan ingkung.
Tak dinyana, peminat kuliner ingkung ini makin banyak sampai berdiri empat warung ingkung sampai 2013 di Kalakijo.
Momentum pencanangan Desa Wisata Kalakijo kala itu semakin membuat geliat kuliner ingkung meninggi. "Sampai tahun 2017 sudah ada 12 warung ingkung di Kalakijo," kata Sareh. (TRIBUNJOGJA.COM)