Pintu Masuk Tanjung Adikarto Bakal Dikeruk pada 2018
Pada 2018 dianggarkan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pemeliharaan alur. Pemeliharaan ini dilakukan agar pelabuhan tetap bisa berfungsi.
Penulis: dnh | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Dwi Nourma Handito
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) akan mengeruk muara sungai Serang yang juga menjadi pintu masuk ke Pelabuhan Tanjung Adikarto.
Pengerukan ini akan dilakukan pada 2018 dan diharapkan bisa dimulai pada Januari 2018.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) Tri Bayu Aji mengatakan pada 2018 dianggarkan dana sekitar Rp 50 miliar untuk pemeliharaan alur.
Pemeliharaan ini dilakukan agar pelabuhan tetap bisa berfungsi.
"Disposisi pak Menteri, sementara ini karena supaya untuk tetap bisa berfungsi jadi sementara ini masuk ke dalam pemeliharaan. Kemarin memang sudah diusulkan bahwa kita akan diberi untuk 2018, kurang lebih Rp 50 miliar sama kami diberi dua alat amphbious excavator. Excavator yang bisa diatas air, barangnya sudah datang tapi belum kami coba," katanya Rabu (27/9/2017).
Pekerjaan pemeliharaan dengan dana Rp 50 miliar tersebut menurutnya meliputi pengerukan sedimentasi muara hingga ke dalam sehingga dapat berfungsi, namun tidak sampai ke pengerukan kolam pelabuhan karena itu bukan kewenangan BBWSO.
Selain juga akan ada perbaikan breakwater.
"Hanya muara sampai ke dalam, kolam pelabuhan tanggung jawab kelautan. Itu pengerukan sedimentasi dan sedikit berbaikan breakwater," katanya.
Tri Bayu berharap dana Rp 50 miliar itu bisa turun secara utuh.
Sementara itu pihaknya juga memprogramkan penghitungan kembali breakwater yang ada di mulut muara.
Menurutnya itu diprogramkan pada 2019 mendatang.
Hal ini termasuk mengakomodir permintaan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY terkait usulan review design breakwater.
Hitung hitungan kasar saat ini menurutnya adalah sebesar Rp 450 miliar.
"Ya nanti kita review kemarin itung itungan kasar 450 M. Pasti multi years. Jadi kira kira program saya untuk situ, Rp 450 M,kurang lebih tiga tahun," katanya.(*)