Malioboro Bakal Bebas PKL Mulai Selasa Malam. Loh Ke Mana Para Pedagang?
Pemilihan Selasa Wage berdasarkan instruksi Wali Kota bertepatan momen hari pasaran Kalender Jawa kelahiran Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan HB X.
Penulis: gil | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Hari pertama Hari Bebas Pedagang Kaki Lima (PKL) di Kawasan Malioboro dimulai, Selasa (26/9/2017).
PKL tak ada lagi di Malioboro? tentu tak selamanya, Malioboro bersih dari PKL hanya dilakukan saat ada agenda 'Hari Libur' PKL tiap Selasa Wage.
Untuk agenda perdana, akan dimulai Selasa (26/9/2017) dini hari mulai pukul 00.00 WIB hingga Selasa Malam.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta Yunianto Dwisutono mengatakan, setelah wacana bergulir dan berbagai koordinasi dilakukan, ditetapkan mulai Selasa besok hari bebas PKL akan mulai dilaksanakan.
Pada selasa paginya, akan dilakukan Reresik Malioboro antara PKL dengan berbagai Organisasi Pemerintah Daerah (OPD).
"Mulai dini hari nanti pukul 00.00 WIB sudah langsung stop berjualan dan berlangsung sampai pukul 24.00 WIB. Pagi harinya kita semua akan kerja bakti membersihkan kawasan Malioboro," ujar Yunianto pada Senin (25/9/2017).
Ia menjelaskan, agenda ini nantinya akan rutin dilaksanakan saat hari Selasa Wage setiap bulannya.
Yunianto menyebut, pemilihan Selasa Wage berdasarkan instruksi Wali Kota yang mengambil momen hari pasaran Kalender Jawa kelahiran Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X.

"Ini baru mau ada Perwalnya soal kawasan Malioboro, jadi besok percobaan dulu. Ke depannya akan kita masukkan dalam agenda rutin perawatan kawasan Malioboro," tuturnya.
Baca: Hari Libur PKL Fokus Bersihkan Malioboro dari Sampah
Yunianto menyebut, agenda ini telah dikoordinasikan dengan berbagai komunitas dan paguyuban pedagang di Kawasan Malioboro.
Seluruhnya setuju untuk meliburkan diri dan ikut kerja bakti membersihkan Malioboro pada Selasa pagi.
Selain itu, bila diketahui ada pedagang yang tetap nekat berjualan saat hari libur tersebut, Yunianto menyebut akan ada sanksinya.
Tindakan tegas akan dikeluarkan langsung dari pengurus komunitas atau paguyuban.
"Itu nanti teman-teman komunitas yang akan memberi sanksi sendiri," sebutnya. (*)