Sebagian Warga Terdampak Bandara Tetap Pindah Meski di Bulan Suro Karena Ini
Jumlah warga yang sudah menempati rumah barunya di lahan relokasi masih bisa dihitung dengan jari.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Gelombang perpindahan warga terdampak bandara ke rumah relokasi belum terlihat.
Jumlah warga yang sudah menempati rumah barunya di lahan relokasi masih bisa dihitung dengan jari.
Rumah relokasi yang sudah sepenuhnya dihuni oleh pemiliknya hanya terjadi di Jangkaran.
Maklum saja, di lokasi ini hanya ada empat rumah yang dibangun dan masa pembangunannya terhitung paling awal dibanding titik lahan relokasi lainnya.
Meski belum 100 persen rampung dan bangunan masih membutuhkan pekerjaan finishing, empat KK warga sudah meninggali rumah tersebut secara permanen.
"Semalam tadi warga selesai pindah ke sini setelah dua hari belakangan usung-usung barang," kata Ketua Kelompok Pemukim Jangkaran, Sukarjo, Jumat (22/9/2017).
Baca: Kisah Pindahan Warga Terdampak Bandara Kulonprogo: Bawa Sapu, Tikar Hingga Bantal
Dirinya mengaku sudah menerima surat perintah pengosongan lahan berikut tiga kali surat peringatan.
Maka itu, pihaknya lantas berusaha menepati jadwal dan instruksi tersebut dengan secepatnya memindahkan keseluruhan barang ke rumah baru.
Adapun rumah lama yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari lahan relokasi ini kini sudah kosong melompong.
Total ada 9 rumah terdampak bandara di wilayahnya dan sudah dikosongkan seluruhya oleh para penghuninya. Lima KK lain tidak turut program relokasi.
Meski saat ini masih Bulan Suro dan sebagian besar warga peserta relokasi enggan pindah saat bulan sakral itu, Sukarjo dan tiga warga Jangkaran lain tak ambil pusing.
Mereka tetap pindah sekarang juga tanpa perlu menunggu datangnya Bulan Sapar.
"Tinggal kepercayaannya saja. Ya, tiat ingsun saja. Karena sudah ikut program relokasi, tanggal sekian harus ergi ya kami pergi. Yang penting sudah pindah dan ayem," kata dia.(TRIBUNJOGJA.COM)