Jika Harus Segera Pindah, Warga Terdampak Bandara Baru Bisa Numpang Dulu di Rumah Saudara

Warga diharapkan bisa menumpang ke rumah keluarganya bila rumah relokasinya belum jadi namun diharuskan pindah dari lahan bandara segera

Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ari Nugroho
tribunjogja/singguh wahyu nugraha
ILUSTRASI: Suasana pembangunan hunian relokasi warga terdampak bandara di lahan Glagah. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha

TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO -Pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) berdampak pada banyaknya warga yang direlokasi dari lahan bandara.

Meski pembangunan rumah relokasi belum selesai, namun warga harus segera pindah apabila diminta. Solusinya, warga harus menumpang di rumah keluarganya.

Sayangnya, banyak keluarga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Temon yang seluruh anggotanya sama-sama membangun rumah relokasi.

Asisten II Perekonomian dan Pembangunan Setda Kulonprogo, Triyono mengatakan proses pembangunan relokasi warga terdampak pembangunan bandara cukup lambat dikarenakan masalah ketersediaan tukang dan tenaga bangunan yang kurang mencukupi.

Jumlah tukang relatif terbatas karena pekerjaan dilakukan berbarengan di semua tempat.

Sehingga, dalam praktiknya, kadang pendamping warga juga harus memprioritaskan penyelesaian satu rumah dulu apabila ada anak dan orangtua atau kakak dan adik yang sama-sama bangun rumah relokasi.

"Dengan begitu, ketika warga dihadapkan pada kondisi harus segera pindah keluar dari lahan bandara oleh PT Angkasa Pura I, mereka bisa menumpang terlebih dulu di salah satu rumah keluarganya yang sudah lebih dulu jadi," kata Triyono, Selasa (5/9/2017).

Di samping itu, beberapa warga juga ada yang sudah memiliki rumah lain di luar lahan bandara meski juga turut mengambil rumah di lahan relokasi.

Hanya saja, Triyono mengaku belum bisa memantau berapa jumlah warga yang sudah punya rumah lain.

Upaya pemetaan cukup sulit dilakukan karena tidak ada informasi terkait hal itu yang didengan pemerintah desa sekalipun.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved