Hasto Minta Warga Satu Kata Dukung Bandara
Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo berharap warga penggarap lahan Paku Alam Ground (PAG) bisa satu kata mendukung pembangunan bandara.
Penulis: Singgih Wahyu Nugraha | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo berharap warga penggarap lahan Paku Alam Ground (PAG) bisa satu kata mendukung pembangunan bandara.
Pasalnya, kepastian pemberian tali asih sudah dikantongi sehingga tak ada lagi yang perlu diributkan.
Hasto pada Rabu (30/8/2017) lalu telah menyambangi Pura Pakualaman untuk menindaklanjuti keinginan warga penggarap lahan PAG terkait pemberian tali asih.
Karena lahan tersebut telah dibebaskan untuk proyek bandara, warga kehilangan lahan garapan.
Maka itu, mereka menagih dana tali asih yang pernah dijanjikan akan diberi oleh pihak Pakualaman.
Pihak Pura Pakualaman pada akhirnya memberikan surat pernyataan kesanggupan memberi tali asih senilai Rp25 miliar kepada warga.
Surat diberikan kepada Hasto sebagai Bupati yang memfasilitasi warga.
"Kami diminta memfasilitasi warga meskipun bagi kami tidak mudah akrena ada problem di dalamnya (sengketa lahan PAG di internal Pakualaman). Uang itu akan diberikan kepada warga penggarap setelah Pakualam menerima uangnya dari pengadilan," kata Hasto, Jumat (1/9/2017).
Hasto mengaku tidak bisa memberi kepastian kapan dana tersebut bisa dicairkan. Hal ini tentu terkait dengan proses konsinyasi di pengadilan dan penyelesaian sengketa ahli waris yang terjadi atas PAG.
Namun begitu, dengan adanya kepastian itu, Hasto pun meminta warga untuk tidak menghambat progres pekerjaan pembangunan bandara di lapangan.
Warga memang sebelumnya sempat berusaha menghalangi pekerjaan perataan tanah areal tambak di lahan PAG wilayah Glagah karena belum ada kejelasan terkait pemberian tali asih.
"Sekarang, karena Paku Alam sudah ikhlas lahir batin akan menyampaikan Rp25 miliar, kami minta dengan hormat supaya warga mengikhlaskan dan tidak menghambat pekerjaan bandara. Saya berharap betul warga bisa berdamai dan di antara mereka tidak ada saling beda pendapat lagi," kata Hasto. (*)