Buya Syafii: Jangan Goreng Polemik Full Day School

Di negara kita ini tidak ada yang boleh merasa paling berjasa dalam upaya merebut kemerdekaan dari para penjajah.

Penulis: Rento Ari Nugroho | Editor: oda
Tribun Jogja/Khaerur Reza
Mantan Ketua Umum Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Rento Ari Nugroho

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Mantan Ketua PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif meminta polemik kebijakan lima hari sekolah tidak digoreng menjadi isu politik.

Sebab, selama ini sudah ada sekolah yang menerapkan dan berjalan baik. Seluruh pihak diminta tidak mudah terpengaruh isu-isu yang tidak sehat.

Hal tersebut disampaikan Buya di sela Ramah Tamah Bersama dengan para Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia.

Acara tersebut digelar di Pendopo Rumah Dinas Bupati Sleman pada Selasa (15/8/2017).

Dalam kesempatan tersebut Buya juga menyoroti berbagai aspek kehidupan bangsa utamanya persatuan bangsa.

Menurutnya kemerdekaan yang diraih Indonesia merupakan berkat jasa semua rakyat Indonesia, tanpa membeda-bedakan agama, suku, maupun golongkan tertentu.

Maka, lanjutnya, di negara kita ini tidak ada yang boleh merasa paling berjasa dalam upaya merebut kemerdekaan dari para penjajah.

“Banyak para pahlawan kita yang seagama dengan penjajah, tapi mereka berperang demi bangsa Indonesia. Maka kita yang mayoritas jangan sampai merasa yang paling berhak memiliki negara ini,” terang Buya.

Terkait polemik lima hari sekolah yang mendapatkan penolakan dari sejumlah pihak, Buya berharap semua mencermati kebijakan tersebut. Menurutnya, kebijakan lima hari sekolah bukanlah paksaan.

"Jangan bereaksi berlebihan. Selama ini sistem semacam itu sudah berjalan. Kalau digoreng menjadi isu politik malah akan merusak suasana," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved