Enam Bulan Pertama, BUMDes Amarta Beromzet Rp 80 Juta
Enam bulan berjalan, pada Desember 2016, omzet usaha pengelolaan sampah yang dibidani Agus ini sudah menorehkan omzet Rp80 juta.
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Ketika di tempat lain sampah menjadi masalah yang sulit dipecahkan, namun tidak di Desa Pendowoharjo, Sleman. melalui tangan dingin Agus Setyanta, sampah justru disulap menjadi potensi ekonomi yang mampu menambah kekayaan desa.
Didaulat menjadi Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sejak Juni 2016, Agus yang kini berstatus sebagai direktur BUMDes Amarta mampu menyulap masalah menjadi potensi rupiah.
Enam bulan berjalan, pada Desember 2016, omzet usaha pengelolaan sampah yang dibidani Agus ini sudah menorehkan omzet Rp80 juta, atau lebih dari Rp13 juta per bulan.
Tidak semata-mata menyulap sampah menjadi rupiah, kinerja BUMDes Amarta juga mampu menciptakan peluang kerja.
Tidak main-main, karyawan yang dipekerjakan di BUMDes Amarta ini berpenghasilan yang besarannya menggunakan standar UMR Sleman.
Ditemui di kantornya, yaitu sebuah ruangan berukuran 4x4 dan menyatu dengan tempat pengelolaan sampah, Agus menjelaskan bahwa kinerja BUMDes Amarta yang ia pimpin mampu memberikan keuntungan bagi desa sebesar Rp6 juta lebih.
Adapun rincian dari omzet Rp80 juta tersebut adalah, operasional gaji pegawai Rp 18.124.200, restribusi ke Pemkab pengangkutan sampah Rp 9.226.300, biaya gaji pengelola Rp 7.764.000, pajak Rp 476.550, dan setor keuntungan ke desa sebelum pajak Rp 6.065.815.
Kepada Tribun Jogja, Agus menjelaskan bahwa omzet tersebut diperoleh dari dua usaha pokok yang dikembangkannya, yaitu usaha pemilahan sampah dan toko desa.
Dari dua usaha tersebut, kini ia sudah memiliki empat karyawan yang digaji secara rutin.
"Alhamdulillah, kami sudah bisa menggaji mereka dengan layak," ujar Agus.
Simak sesuksesan usaha mengelola sampah ini selengkapnya di harian Tribun Jogja esok hari, Senin (24/7/2017). (*)