Sumanto Kesepian Butuh Wanita untuk Menjadi Pendamping Hidup
Tak tanggung-tanggung, Supono bahkan pernah berusaha mencarikan jodoh untuk Sumanto. Ia bahkan bersedia menanggung biaya pernikahan seluruhnya.
TRIBUNJOGJA.COM - Masih ingat dengan Sumanto?
Ya, sosok lelaki pemakan mayat asal Purbalingga itu sudah bebas dari jeruji besi.
Semenjak keluar dari penjara 2006 silam, ia menghabiskan waktu di Pondok Rehabilitasi Mental An-Nur di Desa Bungkanel, Kecamatan Karanganyar, Purbalingga.
Semenjak tinggal di panti rehabilitasi, Sumanto diketahui sudah mengalami banyak perubahan.
Ia sering membantu pengelola pondok dalam berbagai hal.
"Aktivitas saya bantu-bantu pak Haji (Supono) cabut-cabut rumput, bertani, ikut pengajian, pokoknya ikut pak haji," kata Sumanto sebagaimana dikutip dari Tribun Jateng.
Tak cuma itu, Sumanto juga diketahui sering mengikuti pengajian di panti tempatnya bernaung sekarang.
Dikatakan Iwan, karyawan Pondok An Nur, Sumanto adalah sosok yang cerdas.
Hanya saja bicaranya sering kali melantur dan tak jelas.
"Daya ingat Sumanto sebetulnya kuat. Ia bisa menghafalkan hal-hal tertentu, tapi ada syaratnya. Biasanya, dia minta uang Rp 15 ribu untuk membeli rokok," tutur Iwan.
Meski sudah sering menjalani rutinitas seperti orang normal, Sumanto rupanya tetap saja dianggap berbeda.
Suatu waktu, ia sempat menyatakan keinginannya pulang ke rumah orangtua.
Namun apa daya, keinginan itu urung terlaksana lantaran masyarakat sekitar masih trauma dengan peristiwa satu dekade silam tersebut.
Tak cuma pulang bertemu orang terkasih, Sumanto ternyata juga punya keinginan lain.
Pria yang kini bertubuh gempal tersebut mengaku ingin punya pendamping hidup.
Ya, layaknya lelaki normal, Sumanto ingin ada sosok wanita yang setia mendampinginya.
Hal ini juga diketahui oleh pengasuh panti rehabilitasi yang menampung Sumanto, Supono.
Tak tanggung-tanggung, Supono bahkan pernah berusaha mencarikan jodoh untuk Sumanto.
Ia bahkan bersedia menanggung biaya pernikahan seluruhnya.
"Sudah saya umumkan. Biaya nikah saya tanggung, mau nikah di hotel mana silakan saya tanggung. Tapi tidak ada yang mau sampai sekarang," kata Supono.
Sumanto pun agaknya harus mengubur mimpi-mimpi indahnya itu.
Sumanto tak bisa begitu saja pergi ke tempat yang ia mau.
Hal ini lantaran pengelola pondok tak ingin hal yang tak diinginkan terjadi.
Dikatakan Iwan, pernah suatu ketika Sumanto keluar.
Ia mendatangi warung dan berbelanja makanan serta rokok yang jumlah belanjanya mencapai Rp 600 ribu.
"Lagi-lagi, Sumanto tak mau membayar. Pemilik warung akhirnya menagih ke pak Kyai Supono," ungkap Iwan. (Tribunwow.com/Dhika Intan)