Mudik dan Libur Lebaran ke Jogja? Yuk Mampir ke Keraton Yogyakarta

Akan tetapi keraton sesungguhnya juga merupakan jantung kebudayaan dari masyarakat Yogyakarta itu sendiri.

Editor: oda
Tribun Jogja/Hamim Thohari
Keraton Yogyakarta 

TRIBUNJOGJA.COM - Bosan dengan lokasi liburan di situ-situ saja? Mau libur lebaran ke Yogyakarta?

Tak lengkap jika liburan ke Yogkarta tanpa mampir ke Keraton Yogyakarta yang eksotis dan bersejarah.

Letaknya tepat di jantung kota, di ujung Jln. Malioboro, sebuah kawasan wisata paling ramai.

Akan tetapi keraton sesungguhnya juga merupakan jantung kebudayaan dari masyarakat Yogyakarta itu sendiri.

Di sinilah kita bisa menyaksikan lingkungan kediaman para raja Mataram Islam, sejak lebih dari 250 tahun lalu, yang sempat menjadi misteri bagi rakyat kebanyakan.

Lingkungan keraton atau istana raja yang langsung dikenali masyarakat adalah alun-alun utara.

Tempat inilah yang biasa digunakan untuk acara-acara besar tradisional seperti Grebeg, Sekaten, atau sekadar menjadi tempat latihan para prajurit keraton.

Suasana Keraton Yogyakarta pada Minggu (3/12/2015).
Suasana Keraton Yogyakarta pada Minggu (3/12/2015). (TRIBUN JOGJA/ M RESYA FIRMANSYAH)

Masyarakat bebas mengunjunginya, kapan pun mereka mau.

Aturan kepariwisataan keraton mulai diberlakukan jika pengunjung mulai memasuki kawasan di balik pagar istana.

Sebenarnya, Keraton Yogyakarta terdiri atas banyak bangunan, tapi untuk memudahkan kita bisa membaginya menjadi dua kawasan; keraton bagian depan dan keraton bagian tengah.

Untuk memasuki keraton bagian depan, pengunjung wajib membeli tiket masuk seharga Rp 3.000,-. Di sana kita bisa melihat tempat persidangan para pejabat kerajaan dengan Sultan pada dua bangunan bernama Pagelaran dan Siti Hinggil.

Di bagian belakangnya juga terdapat bangsal Witana, tempat menyimpan lambang-lambang kebesaran kerajaan untuk upacara.

Rombongan gerebeg besar sendiri mulai keluar dari Keraton Yogyakarta sekitar pukul 10.00 WIB dengan diawali oleh Bergodo Lombok Abang.
Rombongan gerebeg besar sendiri mulai keluar dari Keraton Yogyakarta sekitar pukul 10.00 WIB dengan diawali oleh Bergodo Lombok Abang. (tribunjogja/khaerurreza)

Namun, para wisatawan umumnya tidak berlama-lama di bagian tadi, tapi langsung menuju ke bagian tengah keraton yang menyuguhkan lebih banyak atraksi menank.

Di sini pengunjung akan dikenai biaya masuk Rp 5.000,- dan Rp 1.000,- untuk izin memotret jika membawa kamera. Dengan tiket ini pengunjung berhak menikmati seluruh atraksi yang disuguhkan dengan didampingi pramuwisata.

Bagian dalam keraton ini sesungguhnya terdiri atas berbagai bangunan yang masing-masing mempunyai nama dan fungsinya sendiri.

Agak rumit jika hanya mendengarnya sekilas. Intinya, di tempat inilah Sultan (Raja) menjalankan fungsinya sebagai pemimpin negara, yaitu menerima tamu agung, memutuskan pengadilan, atau menobatkan pangeran.

Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat sembah bekti dari puteri pertamanya GKR Pembayun saat acara Ngabekten Puteri di tratag Bangsal Proboyekso, Keraton Yogyakarta, Senin (20/08/2012).
Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat sembah bekti dari puteri pertamanya GKR Pembayun saat acara Ngabekten Puteri di tratag Bangsal Proboyekso, Keraton Yogyakarta, Senin (20/08/2012). (TRIBUNJOGJA.COM/Hasan Sakri Ghozali)

Ada juga bangunan-bangunan tempat tinggal keluarga kerajaan, seperti tempat tinggal Sultan (Gedong Kuning), tempat Sultan menanyakan kesanggupan putra-putrinya menikah (Traju Tresna), dan tempat tinggal putra yang belum menikah (Kasatryan).

Beberapa bangunan juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan harta benda keraton seperti alat musik dan pusaka.

Agar dapat lebih memahami segala hal menyangkut keraton dan kehidupan di dalamnya, sebaiknya kita juga membeli buku referensi yang dijual di kantor pariwisata seharga Rp20 ribu.

Buku saku itu lengkap memuat banyak hal tentang keraton dan sejarahnya di masa silam.

Sisi menarik dari wisata keraton adalah mengamati benda-benda kuno yang menjadi koleksi istana.

Abdi dalem tengah mempersiapkan sejumlah kerata keraton yang akan digunakan dalam pernikahan agung Putri keempat Sri Sultan HB X
Abdi dalem tengah mempersiapkan sejumlah kerata keraton yang akan digunakan dalam pernikahan agung Putri keempat Sri Sultan HB X (TRIBUN JOGJA | HASAN SAKRI GHAZALI)

Pusaka, pakaian, peralatan upacara, kereta, senjata, naskah kuno, sampai peralatan kehidupan sehari-hari yang sudah masuk kategori antik, akan menggelitik imajinasi kita akan kehidupan manusia pada masa silam itu.

Keraton dibuka setiap hari mulai pukul 07.30 - 13.00, kecuali Jumat hanya buka sampai pukul 12.00. (intisari-online)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved