Pemkab Klaten Imbau Warga Waspadai Peredaran Daging Tak Layak Konsumsi

Hal tersebut mengkhawatirkan di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Idul Fitri.

Penulis: ang | Editor: Muhammad Fatoni
Tribun Jogja/ Angga Purnama
Petugas Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Klaten mengukur pH daging ayam yang dijual di Pasar Induk Klaten, Jumat (9/6). Jelang lebaran, daging ayam direndam air dan daging sapi semi gelonggongan marak dijual 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Angga Purnama

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Tim gabungan Pemkab Klaten kembali menemukan daging ayam dan sapi yang tak layak konsumsi di pasar tradisional.

Hal tersebut mengkhawatirkan di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat menjelang Idul Fitri.

Tim gabungan dari Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP), Satpol PP, Bagian Perekonomian Setda Klaten, dan Disdagkop UMKM melakukan pengecekan ke sejumlah pasar tradisional, Jumat (9/6/2017).

Dalam pengecekan tersebut, petugas melakukan pengukuran pH meter serta keasaman dan kebasaan daging ayam dan sapi yang dijual.

Kepala Unit Rumah Pemotongan Hewan (RPH) DKPP Klaten, Agus Wahyudiasto, sekaligus ketua tim mengatakan dari hasil pengecekan tersebut petugas menemukan adanya pedagang yang nekat menjual daging ayam rendaman dan daging sapi semi gelonggongan di Pasar Induk Klaten.

Hal tersebut diketahui dari kadar air daging yang dijual.

"Secara kasat mata, warna daging lebih kusam dan kondisinya lebih berair dibandingkan daging yang segar," katanya.

Setelah dilakukan pengukuran, daging ayam rendaman dan daging sapi gelonggongan memiliki pH yang lebih tinggi. Yaitu sekitar 6,1 hingga 6,2 sedangkan pH daging segar hanya sekitar 5,6.

"Sebenarnya daging ini masih layak dikonsumsi, tapi sangat merugikan konsumen karena bobot yang berlebih dari air yang terkandung di dalamnya," ujarnya.

Daging ayam rendaman dan daging sapi semi gelonggongan relatif dijual lebih murah. Namun kualitasnya dinilai telah mengalami penurunan.

Sementara itu seorang penjual daging sapi, Hesti mengaku daging sapi semi gelonggongan didapat dari pemasok di Boyolali. Per kilogram daging sapi dengan kadar air tinggi itu dijual dengan harga Rp 70.000.

"Sebenarnya saya sudah pesan yang daging sapi yang kering (kadar air rendah), tapi oleh pemasok dikasih yang basah (semi gelonggongan)," katanya.

Dengan temuan tersebut, Agus meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati saat membeli daging. Bagi pedagang, ia mengimbau untuk tidak asal mengambil pasokan daging murah demi mengambil keuntungan sepihak.

"Sebelum membeli, cek dulu peralatan yang digunakan harus higienis. Kemudian lihat kondisi daging, warnanya harus merah segar dan kenyal saat dipegang," katanya menambahkan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved