Sempat Dimintai Uang Tukang Parkir, Lapak Baca di Alun-alun Selatan Ini Buka Akses Membaca Warga

Alun-alun selatan dipilih tidak lepas dari tujuan dari komunitas ini, mempermudah akses membaca untuk masyarakat.

Editor: oda
ist
Suasana RBK on The Street yang digelar Rumah Baca Komunitas (RBK) setiap hari Minggu pagi di Alun-alun Selatan Yogyakarta. Melalui kegiatan ini, RBK ingin mewujudkan konsep sharing yang menjadi concern gerakannya. 

Laporan Reporter Magang Tribun Jogja, Kholid Anwar

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL -  Rumah Baca Komunitas (RBK)  setiap hari Minggu selalu  membuka lapak baca di  sekitaran alun-alun selatan  Yogyakarta. 

Alun-alun selatan  dipilih tidak lepas dari  tujuan dari komunitas ini,  mempermudah akses membaca  untuk masyarakat.

Fauzan Anwar Sandiah,  mahasiswa S3 Universitas  Islam Negeri Sunan Kalijaga,  Yogyakarta yang juga pegiat  dari Rumah Baca Komunitas ini  mengatakan bahwa biasanya  lapak baca dibuka sampai  pukul 11.30 wib, sewaktu  ditemui pada Minggu (21/5) di tempat Rumah Baca Komunitas,  Kasihan, Bantul.

Dia mengungkapkan bahwa lapak  baca dari RBK sudah ada dari  tahun 2014. Lapak baca  diadakan karena semakin banyaknya buku di RBK dan juga  adanya keinginan untuk  menyediakan bacaan kepada  masyarakat umum.

Lapak baca dari RBK  menyediakan dan meminjamkan  buku bacaan kepada masyarakat  tanpa syarat apapun.  Masyarakat juga bisa meminjam  buku tanpa ada batas waktu  mengembalikannya.

 “Kalau  budayanya sudah bagus baru  dibuat sistem pendataan, Nah  orang mau baca buku aja  dipersulit, susah kan,” jelas  Fauzan. 

Fauzan menambahkan bahwa buku  yang ada, didapat dari  koleksi pribadi anggota RBK  dan sebagian diberikan oleh  teman-teman atau masyarakat  yang sepaham dengan komunitas  ini.

 Selain masyarakat sekitar,  fokus RBK juga kepada  kelompok masyarakat yang  termarjinalkan seperti,  gelandangan, waria, dan lain  sebagainya. Menurut Fauzan kel ompok tersebut perlu diberi  fasilitas membaca juga.

“Antusias membaca mereka itu  tinggi, cuma akses saja yang  susah,” ungkapnya.

Kebanyakan dari mereka dari  Ikatan Pelajar Muhammadiyah (I PM). Awalnya Rumah Baca  Komunitas merupakan program dari Lembaga Pengembangan  Sumber Daya Insani IPM yang  kemudian mendirikan komunitas  sendiri dan lepas dari IPM.

RBK juga tidak sebegitu  mulusnya membuka lapak bacaan  di alun-alun selatan,  terkadang harus bersaing dan  berebut tempat dengan para  pedagang lain. 

Lapak tersebut  juga pernah dimintai uang  karena dianggap berjualan  oleh tukang parkir yang ada  di situ.

Kegiatan membuka lapak bacaan  ini juga menginisiasi  dibukanya beberapa lapak baca  di tempat lain, seperti Magelang, Lampung, Bekasi, Tanggerang, Semarang, Gresik, dan kota- kota lain, seperti ungkap Fauzan. 

Fokus dan konsisten terhadap penyediaan bacaan  kepada masyarakat terutama  yang termarjinalkan merupakan  gerakan literasi yang mereka  lakukan. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved