Makan Sate Tanpa Menguras Dompet

Warung yang berlokasi di Jalan Imogiri Timur km 11 ini menjadi langganan penggemarnya lantaran harganya yang tidak menguras dompet.

Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: oda
tribunjogja/hamim thohari
Menu di Warung Sate Mas Rangga. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Bagi penggemar sate, Jalan Imogiri Timur pasti menjadi lokasi yang wajib dikunjungi. Hampir di sepanjang jalan tersebut, berderet-deret penjual sate menjajakan hidangan lezat berbahan dasar daging kambing.

Meskipun terbilang ramai penjual, namun jumlah pengunjung pun tidak kalah secara kuantitas. Bahkan setiap pecinta hidangan kambing biasanya memiliki langganan masing-masing yang sesuai selera dan tentunya sesuai isi kantongnya.

Tak terkecuali bagi yang mengunjungi  Warung Sate Mas Rangga.

Warung yang berlokasi di Jalan Imogiri Timur km 11, Dusun Blawong, Desa Trimulyo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Bantul, DIY ini menjadi langganan penggemarnya lantaran harganya yang tidak menguras dompet.

Warung yang berdiri sejak tahun 2000 silam ini menyediakan berbagai menu berbahan daging kambing, di antaranya sate bumbu, sate klatak, sate goreng, tengkleng, gule, tongseng hingga nasi goreng.

Pemiliknya pun membandrol semua menunya ini dengan satu harga, yakni Rp 17 ribu per porsi paketnya.

Tidak heran, di warung sederhana ini banyak dibanjiri pengunjung dari dalam maupun luar Yogyakarta. ”Kalau waktu liburan, banyak pembeli dari luar kota, Jakarta dan sekitarnya,” ujar pemilik warung, Rangga.

Begitu ramainya, hingga warung ini mampu menghabiskan sepuluh ekor kambing setiap harinya. Stok daging kambing pun otomatis ditambah jika masa liburan tiba.

Untuk urusan rasa, Warung Sate Mas Rangga pun tidak mengecewakan. Sate bumbu misalnya, setiap porsinya berisikan lima tusuk dengan potongan daging yang cukup besar.

Potongan daging kambing sudah diproses sedemikian rupa sehingga bumbunya sangat meresap.

”Kami memang sengaja memakai daging kambing yang cenderung tidak alot dan mudah dimasak,” katanya.

Sate ini pun disajikan dengan kuah kecap berpadukan rempah merica, ketumbar dan cabai. Tak lupa tambahan lalapan berupa kobis dan timun yang menyegarkan pelahapnya usai menyantap sate.

Sate klataknya pun tidak kalah menggoda dengan menawarkan cita rasa asin nan gurih.

Meskipun tidak ditusuk dengan jeruji jari-jari sepeda, namun daging kambing terbakar sempurna melalui tusuk sate. Kelezatannya semakin lengkap dengan kuah gule yang gurih.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved