Viral Medsos

Masih Ingat Pemuda yang Dulu Kakinya Dirantai SembilanTahun? Sekarang Begini Nasibnya

Kini lebih dari setengah tahun berlalu, muncul kabar menggembirakan dari pemuda bernama Azis itu.

Penulis: say | Editor: Ikrob Didik Irawan
Foto Facebook | Lia Imelda Sirega
Lia saat bersama Azis yang telah dipasung selama sembilan tahun. 

TRIBUNJOGJA.COM - Pertengahan tahun 2016 lalu, muncul sebuah kisah miris dari seorang pemuda berusia 19 tahun di Aceh.

Selama bertahun-tahun ia dipasung karena keluarga meyakini ia mengalami gangguan jiwa.

Kini lebih dari setengah tahun berlalu, muncul kabar menggembirakan dari pemuda bernama Azis itu.

Ia telah terbebas dari pasung yang membelenggunya dan sudah bisa berjualan sayur di depan rumahnya.

Baca: Kisah Pemuda Dipasung Sembilan Tahun Mak Rantai Kaki Azis Lagi Ya

Kabar terbaru soal Azis diungkapkan Lia Imelda Siregar melalui akun Facebooknya, Selasa (28/3/2017).

Lia juga merupakan netizen yang pertama kali membagikan kisah sedih Azis ke dunia maya pada Juni 2016 lalu.

Begini status terbaru Lia yang diberi keterangan lokasi di Upah, Aceh.

"Beratus juta apel untuk Azis. (nggak dipasung lagi, tapi sudah jadi pedagang).

Mungkin kawan-kawan masih ingat ttg seorang anak laki laki yang dipasung selama kurang lebih 5 tahun oleh orang tua. Ya itu aku... (skroll aja fb dr.lia sekira juni 2016).

Di rantai satu kakinya karena aku autis. Orangtuaku  belum mengikatku dengan rantai sepanjang 2 meter di atas tempat tidur besi tanpa alas.

Aku hanya bisa bicara dengan langit dan bintang. Semua aktivitas dilakukan dikamar 2 Kali tiga yang dingin dan panas.

Aku bernyanyi sendiri. Menjerit sendiri. Paling hanya dinding dan langit serta bintang yang nampak sedikit dari atas kamar.

Jangan lupa. Icon ku air keran yang keluar dari selang teman bermain yang paling setia. Tapi.. Sudah lah. Biar itu jadi masa lalu ku

Yang penting sekarang.

Buruan yok ke kedai ku.

Hmm..klian pergi ke Cibrek ya. Ya..itu rumah ku. Rumah orang tua ku.

Aku ndak mau sekolah. Nggak apa ya.

Mungkin suatu saat. Walaupun waktu itu aku sempat sekolah di SLB. Tapi aku nggak betah duduk.

Sempat di rawat di RSJ. Aku malah dicandain ama orang disitu sampe badan ku babak belur. Padahal cuma 3 hari. Aku minta pulang la. Orang aku waras kok.

Lagi lagi sudah lahhh. Itu bagian cerita hidupku.

Aku sekarang bantu emak jualan depan rumah. Tempat tidur bekas pasung ku itu jadi mejanya. Keren kan. Liat  lah. Ada tomat, cabe, bawang ada sayur.

Sini. Kalian belanja tempat ku. Nanti dikasih disqount lahh.

Aku cuma bantu bungkus bungkusin aja. Ya biasa lah.. Mana pande aku berhitung. Kalau kalian belanja jangan bohongi aku ya. Janji lah. Hehheheko.

Oh ya kalau sembuh total ya ndak. Tapi aku mulai belajar beraktivitas kayak anak normal yaakk.

Kawan kawan Azis. Sedekah yang kalian berikan sebagian buat modal jualan dan sebagian lagi dibelikan tanah utk aku dan ayah bercocok tanam.

Alhamdulillah. Makasih doa kawan kawan semua. Ayo ibu dan ayah yang punya anak yang sama dengan aku.

Jangan dipasung ya.. Karena aku ingin cerita dengan kalian. Tidak hanya pada gelapnya malam dan kelam nya bintang.

Dunia bisa berubah. Jangan sedih atas segala kesusahan. Setiap penderitaan pasti ada kemenangan. Percayalahh

Allah pasti mendengar doa kita asal kita sabar. Sekali lagi makasih ya kawan kawan. Doakan aku

Beratus juta apel untuk ku dari kalian. Sekali lagi Allah lah yang membalasnya

Mohon diviralkan ya kawan kawan. Kalau azis sudah mulai beraktivitas bantu emak. Biar yang sedekah utk azis tau perkembangan aku".

Azis, pemuda di Aceh yang telah terbebas dari pasung kini membantu ibunya berjualan sayur.
Azis, pemuda di Aceh yang telah terbebas dari pasung kini membantu ibunya berjualan sayur. (Facebook/ Lia Imelda Siregar)

Saat dihubungi TribunJogja.com, Lia membenarkan perihal kondisi terkini Azis.

Selain autis, awalnya Azis juga mengalami sedikit gangguan skizofrenia.

Kini berkat kesabaran orangtua, Azis secara perlahan sudah terlepas dari pasung. Ia dibuatkan sebuah kamar yang layak dengan pintu terbuat dari besi.

Ketika tidur, maka pintu itu akan dikunci agar Azis tidak menghilang secara tiba-tiba.

"Sekarang alhamdulillah ia berdagang sayur depan rumah. Ya tetap dikawal ama maknya. Hiperaktivitas dia masih. Masih suka mau jalan-jalan gitu," tutur Lia.

Selain terbebas dari rantai besi dan sudah bisa bersosialisasi ke masyarakat, saat ini Azis juga sudah sering diajak ayahnya berenang ke laut ketika sore hari. Itu agar tubuh Azis lelah, sehingga akan lebih pulas ketika tidur. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved