Menikmati Dahsyatnya 'Enthok Slenget' Kang Tanir
Untuk para penyuka makan, jangan khawatir, satu porsi Enthog Slenget kang Tanir sudah termasuk satu bakul nasi yang berukuran jumbo.
TRIBUNJOGJA.COM - Umumnya tongseng diolah dari daging kambing, sapi atau ayam. Tapi di Dusun Pules Lor, Surodadi 1 Donokerto Turi Sleman, Yogyakarta, ada sebuah warung tongseng yang bahan utamanya daging enthog (unggas sejenis bebek).
'Enthog Slenget Kang Tanir' merupakan warung tongseng yang banyak dicari oleh wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.
Kang Tanir mulai mengolah daging Enthog sejak tahun 2007 silam.
"Dulu warung tongseng enthog ini belum bertempat disini, dulu dari warung tenda kecil di dekat puskesmas turi", ujar kang Tanir sembari memasak.
Makin banyak pelanggan dan berkembangnya warung tersebut, pada tahun 2014 Kang Tanir pindah di daerah Suridadi, Donokerto Turi tersebut.

Menurut kang Tanir, kata Slenget berasal dari istilah jawa yang berati panas dan pedas.
"Panas dan pedas tongsengya, bikin gembrobyos (berkeringat), cocok kalau hujan-hujan begini," ujar Kang Tanir.
Kang Tanir selalu menanyakan ke pelanggan, apakah tongseng pesanannya pedas atau sangat pedas.
"Tongsennya sangat segar dan pedasnya bikin mata melek," ujar Beni salah seorang penikmat tongseng kang Tanir sore itu, sambil tertawa.

Daging Enthok olahan kang Tanir sangat empuk, serta ada sedikit sensasi gurih di sela-sela daging enthog tersebut. Kuahnya yang sedikit manis dan pedas bisa memanjakan para penikmat kuliner.
Untuk para penyuka makan, jangan khawatir, satu porsi Enthog Slenget kang Tanir sudah termasuk satu bakul nasi yang berukuran jumbo.
Kang Tanir memathok harga satu porsi plus minum sebesar Rp. 25.000.
Alat yang digunakan untuk memasak, masih menggunakan alat tradisional yaitu arang dan anglo, kedua hal tersebut memang menambah cita rasa khas tersendiri pada Menu Enthog Kang Tanir.

Selain daging entok yang lezat, hati ampela serta balungannya pun tak luput diolah. Balungan ini juga menjadi salah satu menu favorit.
Proses pengolahan keduanya hampir sama, namun sensasi menikmati daging berbumbu di sela-sela tulang itu yang istimewa.