Apem Jatinom Jadi Oleh-oleh Khas Klaten

Sayangnya, hingga saat ini kue khas tersebut hanya dapat ditemui saat perayaan tahunan itu di bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.

Penulis: ang | Editor: oda
Tribun Jogja/Angga Purnama
Ribuan warga memadati sebidang tanah lapang di samping kompleks makam Ki Ageng Wonolelo, di Dukuh Pondok, Widodomartani, Ngemplak, Jumat (28/11/2014) sore. 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Apem Jatinom merupakan makanan khas saat tradisi Yaqowiyyu digelar.

Setiap tahun berton-ton kue apem di Jatinom habis, baik disebar pada saat puncak perayaan maupun dibeli oleh pengunjung dari berbagai daerah untuk buah tangan.

Sayangnya, hingga saat ini kue khas tersebut hanya dapat ditemui saat perayaan tahunan itu di bulan Sapar dalam penanggalan Jawa.

Camat Jatinom, Sip Anwar mengatakan padahal kue apem sudah sangat identik dengan Jatinom dan Klaten. Namun saat ada wisatawan yang ingin mendapatkan kue apem, tidak ada yang menjualnya.

"Kalaupun ada, hanya dijual di hari tertentu, seperti hari pasaran. Jadi masih sulit dicari," katanya, Minggu (12/2/2017).

Menurutnya apem Jatinom memang memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan apem daerah lainnya. Kue apem Jatinom lebih empuk dan rasa manisnya pas.

"Karena rasa yang khas itu, apem Jatinom banyak dicari warga khususnya dari luar kota untuk dijadikan oleh-oleh," ungkapnya.

Diakuinya para perajin kue apem di Jatinom masih ragu-ragu untuk menjual apem setiap hari lantaran khawatir akan merugi. Hal ini dipengaruhi sulitnya membuat adonan yang pas untuk menghasilkan apem yang enak.

Paling tidak, perajin apem harus menyiapkan adonan yang terbuat dari tepung beras, terigu, kelapa, telur, gula, margarin, dan soft instan 12 jam sebelum dimasak.

Persiapan yang tidak sederhana inilah yang juga membuat apem hanya menjadi sambilan dan bukan mata pencaharian utama warga Jatinom.

"Minat pembeli banyak, tapi warga belum bersedia menjual tiap hari karena takut resiko rugi. Harapan kami nanti apem Jatinom bisa seperti serabi yang menjadi oleh-oleh khas Solo atau geplak oleh-oleh khas Bantul. Jadi kalau ke Klaten ya carinya apem untuk oleh-oleh," katanya menjelaskan.

Dalam rangka menguatkan branding apem Jatinom sebagai oleh-oleh khas Klaten, kata Anwar, Unit Pengelola Kegiatan (UPK) Kecamatan Jatinom menggelar demo memasak sekaligus penjualan apem di gelaran Car Free Day (CFD) Jalan Pemuda, Minggu pagi. Rencananya kegiatan ini akan digelar setiap CFD berlangsung.

"Dari tiga stan yang dibuka, kami sudah siapkan 12 kilogram adonan apem. Tapi tidak sampai 2 jam, kue apem yang sudah habis terjual. Kami berharap dari upaya ini, dapat menjadi penyemangat bagi kecamatan dan perajin untuk membuat sentra penjualan apem yang bisa berproduksi setiap hari," katanya.

Ia menambahkan, sejatinya selama ini pihaknya terus berupaya untuk mengangkat branding apem Jatinom. Di antaranya disediakannya kue apem setiap kali penyelenggaraan rapat maupun kegiatan di tingkat kecamatan.

"Namun sejauh ini belum menggugah semangat. Semoga kegiatan di CFD justru menjadi pemantik semangat karena sebenarnya apem Jatinom banyak diminati masyarakat, baik di Klaten maupun luar daerah," ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved