Komunitas Aquascape di Yogyakarta Terkenal Memproduksi Alat-alatnya Sendiri

Peralatan atau bahan baku untuk memciptakan karya Aquascape diakuinya masih banyak diproduksi oleh negara lain.

Penulis: abm | Editor: oda
tribunjogja/septiandri mandariana
Komunitas Penghobi Aquascape. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana

TRIBUNJOGJA.COM - Bayu Widodo, Wakil Ketua Paguyuban Aquascape Yogyakarta (PAY) menuturkan, peralatan atau bahan baku untuk memciptakan karya Aquascape diakuinya masih banyak diproduksi oleh negara lain.

Hal itulah yang menyebabkan biaya yang dibutuhkan bisa merogoh kocek isi kantong yang cukup besar. Namun berbeda dengan para penghobi di Yogyakarta.

Menurutnya, dari banyaknya komunitas penghobi Aquascape di beberapa daerah di Indonesia, PAY banyak dikenal sebagai komunitas yang menciptakan peralatan atau pun kebutuhan Aquascapenya sendiri.

Contohnya seperti membuat tank, lampu, alat filtrasi maupun kebutuhan tanaman yang akan diletakkan di dalam aquarium.

"Awalnya sih karena keterbatasan dana, karena kebanyakan keperluan untuk Aquascape masih impor, dan harganya masih lumayan mahal. Berangkat dari hal itu, maka kami banyak memproduksi alat-alat dan keperluan Aquascape sendiri agar lebih meminimalisir pengeluaran," pungkas Bayu.

Seiring berjalannya waktu, di Yogyakarta sendiri sudah mulai ada beberapa anggota dari PAY yang menjadi petani untuk tanaman-tanaman yang biasa digunakan untuk Aquascape.

Selain itu, kondisi alam Yogyakarta yang subur membuat para anggotanya tidak kesulitan untuk mendapatkan bahan baku.

"Namun kami tidak asal bawa aja ketika membawa bahan baku untuk Aquascape. Biasanya sebelum berangkat hunting, kami sudah membuat sebuah desain yang nantinya akan digunakan dalam tank. Jadi kami hunting cuma mengambil apa yang kami perlukan saja," lanjut Mamok Prihatmoko, Ketua PAY.

Ada beberapa lokasi yang biasa dijadikan tempat hunting oleh para anggota PAY. Untuk lokasi seperti Merapi, Turi dan Tempel, merupakan wilayah yang banyak ditumbuhi tanaman-tanaman untuk Aquascape.

Sementara untuk daerah Gunungkidul sendiri merupakan tempat dimana banyaknya bahan baku seperti bebatuan dan kayu.

"Karena dalam Aquascape itu ada beberapa desain, misalkan seperti Nature Style yang mengadaptasi landscape hutan, pinggiran sungai, maka dari itu tentunya harus terdapat banyak tanaman. Ada lagi Iwagumi, yang merupakan style yang memainkan penyusunan batu dan lainnya," ungkap Mamok. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved