Kisah Mata Hari, Penari Eksotis yang Ditembak Mati karena Jadi Mata-mata
Ketika Perang Dunia I pecah, Mata Hari justru menjadi agen rahasia untuk Jerman, tetapi juga masih menjadi mata-mata Perancis.
Penulis: say | Editor: Ikrob Didik Irawan
TRIBUNJOGJA.COM - Saat Perang Dunia I berkecamuk, nama penari eksotis Mata Hari begitu dikenal di kalangan tokoh politik dan militer Perancis. Tak disangka, ternyata ia menjadi mata-mata dari dua negara sekaligus, yang pada akhirnya membawanya ke kematian.
Mata Hari adalah nama panggung dari Margareta Zhelle, wanita kelahiran Belanda, 7 Agustus 1876. Ia menikah dengan seorang perwira Angkatan Darat saat berusia 18 tahun. Ia melahirkan dua anak dari pernikahan itu. Tak lama setelah itu, ia pindah ke Jawa mengikuti suaminya yang ditugaskan di sana. Namun, pasangan itu kembali ke Belanda pada tahun 1902, setelah putra mereka meninggal secara misterius.
Ternyata, kehidupan rumah tangga mereka diterpa masalah, sehingga memutuskan bercerai. Hak asuh putri Mata Hari jatuh ke tangan suami, sehingga ia memilih pergi ke Paris untuk membangun kehidupannya lagi.
Sebagaimana dikutip dari laman Eye Witness to History, Jumat (21/10/2016), di Perancis Mata Hari belajar tarian erotis dari India. Ia kemudian dikenal secara luas setelah tampil di beberapa ibu kota di Eropa. Kedekatan wanita cantik itu dengan tokoh-tokoh politik dan militer menyebabkan dirinya diminta untuk menjadi mata-mata Perancis. Ia pernah melakukan perjalanan ke Spanyol dalam rangka mengembangkan hubungan dengan angkatan laut Jerman dan melaporkan berbagai hal mencurigakan.
Ketika Perang Dunia I pecah, Mata Hari justru menjadi agen rahasia untuk Jerman, tetapi juga masih menjadi mata-mata Perancis. Saat kembali ke Paris pada Februari 1917, ia langsung ditangkap dengan tuduhan tersebut. Pengadilan akhirnya menyatakan bila Mata Hari bersalah, sehingga divonis hukuman mati.
Pada 15 Oktober 1971 pagi, ia dieksekusi mati di hadapan regu tembak. Tak hanya dilakukan oleh regu yang menembak dari jarak yang telah ditentukan. Setelah Matahari jatuh lunglai, seorang bintara didampingi letnan mendekati dan mengarahkan moncong pistol ke pelipis kiri wanita itu. Pria itu menarik pelatuk dan menutup kisah hidup penari eksotis tersebut. (*)