Hendri Budiman Gabungkan Motif Polkadot dan Batik
Polkadot dikenal hanya sebagai motif retro, simetris dan stagnan. Namun tak disangka, motif bulat-bulat inipun dapat bersanding cantik dengan batik.
Penulis: Gaya Lufityanti | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Seiring perkembangan jaman, motif-motif batik kini mulai bertransformasi dengan berbagai gaya. Kemajuan industri kain nusantara ini tak terlepas dari kreatifitas desainer yang berani memadu padankan batik dengan motif-motif modern.
Tak terkecuali dengan Hendri Budiman, seorang desainer brand 3 Ratu Batik yang menciptakan kombinasi motif batik dan polkadot. Selama ini, polkadot dikenal hanya sebagai motif retro, simetris dan stagnan.
Namun tak disangka, motif bulat-bulat inipun dapat bersanding cantik dengan batik.
Gagasan membuat inovasi polkadot – batik ini berawal dari ketertarikan Hendri pada motif polkadot. Motif bulat-bulat ini menurutnya tidak lekang jaman meskipun dunia fashion terus berkembang.
”Motif polkadot ini sudah dipakai sejak jaman Marilyn Monroe, Audrey Hepburn dan sempat jadi trend lagi saat Film Pretty Woman booming. Motif ini timeless dan hampir semua perempuan suka motif bola-bola ini,” ujar Hendri.
Alasan itulah yang memastikan Hendri sebagai ciri khas rancangan-rancangannya. Saat mengikuti Jogja Fashion Week 2016 akhir Agustus lalu, Hendri juga tertantang untuk mengkombinasikan motif polkadot yang menjadi signature-nya dengan motif batik yang menjadi tema JFW 2016 lalu.
Dengan kreatif, motif polkadot berwarna hitam putih dikombinasikan dengan motif batik parang, truntum, kawung hingga sekarjagad. Ukuran polkadot pun sengaja dipilih yang sedang agar bisa menyatu dengan motif batik yang digunakan.
Tidak jarang, Hendri menambahkan aksen gambar kupu-kupu berwarna pada bagian tertentu di motif polkadotnya. Kupu-kupu berwarna gradasi orange, hijau, dan biru ini memberikan sentuhan feminim pada rancangannya.
”Rancangan saya termasuk kategori abstrak namun ada unsur klasiknya pada isiannya. Ini juga menjawab selera pasar yang kini lebih menyukai motif-motif kontemporer dan bosan dengan motif-motif klasik,” paparnya.
Kain rancangannya inipun disulap menjadi busana ready to wear dengan potongan-potongan yang menarik. Polkadot-batik inipun muncul dalam balutan sarung, dress, rok, celana, atasan hingga outer yang menginspirasi penggunanya untuk padu padankan busananya.
Pada rancangannya kali ini, Hendri kerap menggunakan kain sutra ATBM Garut, sutra satin impor, katun doby, serta linen. Rancangan bertema ‘Well Dot’ ini juga dipercantik dengan aksen bordir dan lace untuk memunculkan sentuhan feminim.
”Saya ingin selalu kombinasi dengan bordir yang dulu booming tapi sekarang sudah agak menurun, jadi ingin mengangkat kembali bordir,” tegasnya.
Potongan yang simpel dan loose ini membidik wanita berusia 25 tahun ke atas yang kasual dan feminim. Warna-warna yang cerah dengan dominasi motif polkadot ini cocok pula bagi wanita enerjik nan aktif. (*)