Yogyakarta Menjadi Referensi Nasional Perlindungan Sungai Berbasis Komunitas
Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB Lilik Kurniawan mengungkapkan, penanganan kebencanaan di wilayah sungai di DIY terbilang ideal.
Penulis: gil | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Ikrar Gilang Rabbani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan menempatkan berbagai komunitas pinggir Kali Code dan Winongo sebagai referensi bagi pembentukan komunitas serupa di tingkat nasional.
Direktur Pengurangan Resiko Bencana BNPB Lilik Kurniawan mengungkapkan, penanganan kebencanaan di wilayah sungai di DIY terbilang ideal.
Masyarakat DIY mempunyai peran penting dalam penanggulangan terlebih dengan aktifnya para komunitas yang berfokus pada kelestarian dan konservasi sungai.
Lilik mengatakan, di beberapa penggal sungai yang melewati perkotaan di wilayah DIY banyak ditemukan komunitas yang menjaga sungai.
Aktivitas dan kinerja dari para komunitas tersebut disebut dapat menjadi pembelajaran dan referensi untuk pembentukan komunitas-komunitas serupa di wilayah lain Indonesia.
"Penangannnya di Yogyakarta ini ideal. Jadi berbagai tokoh-tokoh aktivis sungai dari berbagai wilayah di Indonesia kami bawa untuk belajar dengan komunitas di Kali Code dan Winongo sekaligus berbagi pengalaman satu sama lain," ujar Lilik kepada Tribun Jogja pada Senin (22/8/2016).
Lilik pada Senin (22/8/2016) di UGM membuka sekolah sungai bagi relawan sungai Bengawan Solo dan Citarum.
BNPB yang bekerjsama dengan UGM memberikan pelatihan pengurangan risiko bagi 35 aktivis sungai di wilayah yang dilewati dua sungai tersebut.
Rencananya, program pelatihan termasuk belajar langsung ke komunitas pinggir Kali Code dan Winongo.
Lilik menjelaskan, program sekolah sungai akan membentuk relawan yang bisa mengembalikan sifat sejatinya sungai sebagai sumber penghidupan.
Harapannya, sungai tidak lagi menjadi tempat atau sumber banjir keika musim penghujan tiba.
"Tidak hanya sekedar menjadi relawan tapi juga bisa memanfaatkan potensi sungai. Diharapkan relawan bisa mengubah sungai menjadi tempat beredukasi yang bisa meningkatkan kualitas hidup, seperti yang sudah ada di Yogyakarta," tuturnya. (tribunjogja.com)