Lomba Ketangkasan Tuna Netra Peringatan HUT Badan Sosial Mardi Wuto

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY tersebut sedang mengikuti lomba keahlian komputer bagi para tuna netra.

Penulis: gil | Editor: oda
tribunjogja/ikrar gilang
Ardiansyah saat melaksanakan lomba komputer di Badan Sosial Mardi Wuto pada Sabtu (30/7/2016). 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Di depan laptopnya, Ardiansyah tampak serius mendengarkan suara dibalik penyuara kuping atau earphonenya. Satu demi satu huruf diketikkan, kadang cepat kadang pelan.

Tampak Ardiansyah sedang konsentrasi membuat surat undangan dan merapihkan susunan katanya. Ardiansyah yang merupakan seorang tuna netra sedang berlomba membuat surat undangan di komputer.

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Biasa UNY tersebut sedang mengikuti lomba keahlian komputer bagi para tuna netra.

Bagi Ardiansyah, ini merupakan kali pertamanya mengikuti lomba komputer. Ia tidak terlihat kesusahan dalam mengetik surat tersebut, lantaran dirinya sudah terbiasa menggunakan komputer atau laptop.

"Yang dilombakan itu redaksinya, tatanan kata-kata, susunan kalimat, dan editingnya. Intinya, diperlombakan yang paling bagus dan rapi susunan suratnya," tutur Ardiansyah kepada Tribun Jogja pada Sabtu (30/7/2016).

Ardiansyah menjadi satu dari 19 tuna netra lainnya yang mengikuti lomba komputer peringatan ulang tahun ke-25 Badan Sosial Mardi Wuto.

Setiap tahunnya, diadakan berbagai rangkaian lomba bagi tuna netra oleh badan yang dibawah naungan Yayasan Rumah Sakit Dr. Yap Yogyakarta.

Selain lomba komputer, ada pula lomba catur, tenis meja, menyanyi atau olah vokal, hingga tarik tambang.

Ardiansyah mengaku, lomba komputer yang pertama kali ia ikuti ini ingin memeriahkan ulang tahun Badan Sosial Mari Wuto.

Sebagai siswa kursus keterampilan disitu, Ardiansyah perlu berpartisipasi sekaligus memperdalam kemahirannya menggunakan komputer.

Ia menjelaskan, para tuna netra dalam mengoperasikan komputer dibantu dengan program Jaws, yakni aplikasi yang membaca layar komputer atau screen reader.

Para peserta sangat mengandalkan suara yang dikeluarkan aplikasi ketika mengetik tombol atau mengoperasikan kursor di layar komputer.

Sementara itu di ruangan lain, tampak beberapa orang duduk berhadapan satu sama lain. Mereka sedang khusyuk berpikir sambil sesekali meraba-meraba pion catur.

Bagi para tuna netra, untuk membedakan pion milik lawan, salah satu pihaknya diberi bola atau bulatan kecil sebagai penanda. Sedang lawan mainnya pion polos seperti biasa.

Imam Budi Prasetyo yang akrab disapa Imam merupakan peserta lomba catur untuk tuna netra. Dirinya mengikuti lomba lantaran ingin mengisi waktu luang sekaligus menambah jam terbangnya bermain catur.

Sejak umur empat tahun, Imam telah belajar bermain catur.

"Dari kecil sudah diajarkan bermain catur tapi baru sekitar tahun 2006 ikut lomba catur. Ikut lomba ini karena mau menambah jam terbang agar lebih terlatih," ungkap Imam.

Rupanya, Imam pernah menjuarai lomba catur bagi tuna netra tingkat DIY-Jateng. Tak heran membuat lawan tandingnya siang itu, Kuswantoro sempat grogi.

Pasalnya, Kuswantoro belum lama atau belum banyak jam terbangnya dalam bermain catur.

"Belum lama main atau belajar catur, jadi ini kesempatan buat latihan. Walau berat karena lawannya mas Imam yang sudah sering juara," tutur Kuswantoro sambil tertawa.

Program Tahunan

Ketua panitia lomba sekaligus pengurus Badan Sosial Mardi Wuto, Suharti mengatakan, setiap tahunnya selalu diadakan lomba bagi para tuna netra yang dibina di tempat tersebut.

Hanya saja, tahun ini lomba diperbanyak dan bahkan melombakan permainan yang belum pernah dilaksanakan, yakni tarik tambang.

"ini permintaan dari teman-teman (tuna netra) sendiri, mereka ingin sekali bermain dan bertanding tarik tambang walau kita belum pernah lakukan sebelumnya jadi akan menjadi kejutan nanti," ujar Suharti.

Rangkaian lomba akan terus berlangsung hingga puncak acara ulang tahun ke-25 Badan Sosial Mardi Wuto yang jatuh pada 18 September 2016.

Untuk tarik tambang akan dilaksanakan pada Minggu pagi di area pertokoan Yap Square jalan C. Simanjuntak.

Suharti menjelaskan, para peserta terbuka pula untuk umum. Sosialisasi lomba telah dilakukan jauh-jauh hari. Nantinya, para pemenang lomba tiap-tiap jenis lomba akan mendapatkan uang saku ratusan ribu rupiah.

"Setiap tahun antusiasmenya meningkat, tahun ini begitu tinggi hingga pesertanya banyak. Ini merupakan acara yang bagus bagi teman-teman tuna netra untuk saling mengasah kemampuan sekaligus meramaikan ulang tahun Marwi Wuto," tutupnya. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved