Waduh! Beberapa Pintu Museum Jenderal Soedirman Mulai Keropos Akibat Rayap

Kerusakan tersebut terjadi setelah kusen kayu mengalami kerapuhan akibat terjangan rayap, sehingga penanganan saat ini sangat dibutuhkan.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: oda
tribunjogja/azka ramadhan
Kondisi pintu bagian barat Museum Jenderal Soedirman, Kota Magelang, yang keropos akibat terjangan rayap, sehingga diperlukan perbaikan sesegera mungkin. 

TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Sebagai salah satu kota dengan sejarah panjang, di Kota Magelang berdiri banyak bangunan kuno, termasuk Museum Jenderal Soedirman yang kini terlihat mengalami kerusakan di beberapa bagiannya, akibat kendala usia yang sudah begitu renta.

Dari pantauan Tribun Jogja, beberapa bagian yang tampak jelas mengalami kerusakan adalah pada bangunan pintu sebelah barat dan timur.

Kerusakan tersebut terjadi setelah kusen kayu mengalami kerapuhan akibat terjangan rayap, sehingga penanganan saat ini sangat dibutuhkan.

"Bahkan, untuk pintu bagian timur sekarang hanya berani saya buka sebagian saja, kalau dibuka semua takut rubuh, karena kusennya sudah benar-benar rapuh dan tak mampu lagi menahan berat pintu," cetus salah satu petugas Museum Jenderal Soedirman, Muhammad Wardhani, Rabu (27/7/2016).

Sementara itu, Koordinator Komunitas Kota Toea Magelang, yang merupakan kumpulan pemerhati sejarah Magelang dan sekitarnya, Bagus Priyana, menuturkan bahwa perbaikan harus segera dilakukan demi menjaga dan melestarikan bangunan cagar budaya.

"Sebisa mungkin penanganannya jangan sampai terlambat, karena dikhawatirkan rusaknya akan semakin parah. Bagaimanapun juga, Museum Jenderal Soedirman merupakan bangunan cagar budaya di Kota Magelang yang harus dilestarikan," tandas Bagus.

Akan tetapi, Bagus menegaskan, upaya penanganan untuk memperbaiki bangunan yang terletak di Jalan Ade Irma Suryani, Badaan, Kota Magelang, itu harus dilakukan dengan berhati-hati dan melibatkan tim ahli bangunan bersejarah, sehingga tidak merubah bentuk bangunan itu sendiri.

Dirinya juga mengisahkan, bahwasanya pada 2010 silam, bangunan belakang museum pernah direnovasi. Namun, ia menilai hasilnya mengecewakan, karena beberapa bagian asli bangunan malah diganti dengan yang baru, sehingga terkesan mengurangi nilai sejarahnya.

"Lantai tegelnya yang sudah kuno diganti dengan keramik, kemudian pintu dan jendelanya juga diganti tidak sesuai dengan aslinya. Hal seperti itu tentunya sangat disayangkan, karena sebuah museum kan seharusnya bisa mempertahankan keaslian bangunan," kata Bagus.

Untuk kasus saat ini, dimana kerusakannya melanda kusen pintu, Bagus menyarankan supaya kusen yang rapuh dimakan rayap, sebaiknya hanya diperbaiki pada bagian yang rusak saja, dengan cara disambung, sehingga tidak perlu mengganti seluruh pintu atau kusen secara utuh.

"Cara amputasi dan disambung adalah yang paling tepat menurut saya. Terpenting, jangan sampai kejadian tahun 2010 terulang kembali," imbuhnya.

Disampaikan secara terpisah oleh Sugeng Riyadi, selaku Kepala Seksi Sejarah dan Purbakala Disporabudpar Kota Magelang, bahwa pihaknya telah mengetahui kerusakan tersebut.

Ia pun sudah sempat melaporkan kondisi terkini Museum Jenderal Soedirman pada atasannya.

”Kami sudah tahu dan telah melaporkan ke Kepala Dinas tentang kerusakan yang terjadi di beberapa bagian bangunan Museum Jenderal Soedirman. Namun, hingga kini kami masih menunggu respon lebih lanjut,” ungkap Sugeng. (*)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved