Pengunjung Sengaja Datang Ke Rumah Paris untuk Rasakan Suasana Eropa

Gedung-gedung maupun rumah-rumah yang ada di sana memiliki arsitektur yang dapat memanjakan pandangan mata bagi siapapun yang memiliki kesempatan itu.

Penulis: abm | Editor: oda
tribunjogja/septiandrimandariana
Pengelola sedang membersihkan bagian dalam Rumah Paris. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana

TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Mendapatkan kesempatan untuk berlibur ke luar negeri, khususnya ke negara-negara di Eropa, mungkin telah menjadi cita-cita banyak masyarakat Indonesia.

Namun tidak banyak dari masyarakat kita yang bisa mendapatkan kesempatan itu.

Gedung-gedung maupun rumah-rumah yang ada di sana memiliki arsitektur yang dapat memanjakan pandangan mata bagi siapapun yang memiliki kesempatan itu.

Namun, untuk memanjakan pandangan mata kita tidak perlu jauh-jauh sampai datang ke luar negeri.

Di Indonesia, khususnya di DIY sendiri suasana tersebut bisa didapatkan di sebuah bangunan yang terdapat di Jalan Parangtritis km 8,4, Timbulharjo, Sewon, Bantul, DIY, bernama Rumah Paris Bed & Breakfast. Cukup menempuh waktu 30 menit untuk sampai ke Rumah Paris dari Pusat Kota Yogyakarta.

Bangunan yang berdiri di atas tanah seluas 70 × 15 meter ini sengaja dibangun dengan menggunakan arsitektur khas Eropa, dan furniture nya pun menggunakan perabot yang serba vintage elegan seperti di Eropa sana.

Sesuatu yang sangat jarang sekali dilakukan oleh masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat DIY.

Bangunan inipun ternyata sempat menarik hati para sineas Indonesia dan musisi sekelas Sheila On 7.

Beberapa waktu lalu, Rumah Paris sempat digunakan untuk setting utama film berjudul "Surga Yang Tak Dirindukan", yang diperankan oleh Laudya Chintya Bella bersama Fedi Nuril, juga video clip "Lapang Dada" dari Eross Chandra Cs.

Sebelum Rumah Paris disorot oleh banyak kamera, ternyata pamornya pun telah menasional.

Terbukti saat berdirinya pada 2014 lalu, banyak sekali masyarakat DIY maupun luar DIY seperti Jakarta, Malang, Makassar, Surabaya dan lainnya datang dan menginap di tempat ini.

Pihak pengelola mengatakan, Rumah Paris memang biasa digunakan untuk aktifitas photo shoot, menginap dan masih banyak lagi.

"Saya sekarang mau bikin reserfasi untuk pemotretan di sini bareng teman-teman. Dari depan sih kelihatannya biasa saja. Tapi setelah masuk ke sini, suasananya kaya di Eropa," ungkap salah satu pengunjung Rumah Paris asal Gombong, Indah Setya Rini, beberapa hari lalu yang sengaja jauh-jauh untuk datang ke tempat tersebut.

Indah menuturkan, ia mengetahui tempat tersebut dari teman-temannya, juga saat menonton film "Surga Yang Tak Dirindukan".

Interior maupun eksterior dari Rumah Paris sendiri menurutnya sangat berbeda dan jarang bisa ditemui di tempat manapun. Maka dari itu ia sampai rela datang dari Gombong untuk berfoto di tempat itu.

Pengelola Rumah Paris, Martinton melanjutkan, awalnya Rumah Paris tidak digunakan untuk kegiatan bisnis seperti sekarang.

Saat dibangun beberapa tahun sebelum 2014, Rumah Paris hanyalahdigunakan sebagai rumah pribadi, namun tetap menggunakan desain interior dan eksterior yang dapat disaksikan sekarang.

"Kami di sini menyajikan suasana rumah di Eropa, juga Paris tentunya. Nama Rumah Paris sendiri diambil dari Kota Paris itu sendiri, dan letaknya yang ada di Jalan Parangtritis. Setiap hari pasti ada pengunjung ke sini, baik untuk menginap, photo shoot, shooting video clip maupun shooting film," kata pria yang biasa disapa Tinton ini.

Selain menyajikan suasana serba Eropa, Rumah Paris ini menyediakan sebanyak tiga kamar, dua halaman dan juga ruang tamu dengan perabotan serba Eropa.

Kamarnya sendiri dibagi menjadi tiga jenis, yaitu kamar Shabylicious yang terdapat di lantai bawah, serta World Traveller dan Beach Cottage yang berada di lantai atas.

Semua ruangan yang ada di Rumah Paris sendiri menurutnya mendapatkan perawatan yang ekstra maksimal dan dilakukan setiap hari.

"Shabylicious harga permalamnya Rp 400 ribu hingga Rp 600 ribu, World Traveller Rp 400 ribu hingga Rp 550 ribu, dan Beach Cottage harganya dari Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Tergantung waktu penyewaan kamarnya, apakah saat hari biasa atau momen liburan. Kita buka tiap hari," lanjutnya. (tribunjogja.com)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved