Yuk Mudik 2016
Wajib Dihindari! 5 Pertanyaan Paling Sensitif Saat Lebaran,
Meski akan dipenuhi nuansa keceriaan dan canda tawa, ada beberapa hal yang wajib Anda ketahui sebelum melontarkan becandaan yang kelewat berlebihan.
TRIBUNJOGJA.COM - Sebentar lagi Lebaran tiba, perasaan senang maupun antusias menyambut hari yang fitri pasti dirasakan oleh semua umat muslim di dunia.
Salah satu yang paling ditunggu-tunggu ialah momen berkumpul bersama seluruh keluarga besar yang mungkin belum tentu Anda temui dalam setahun sekali.
Meski akan dipenuhi nuansa keceriaan dan canda tawa, ada beberapa hal yang wajib Anda ketahui sebelum melontarkan becandaan yang kelewat berlebihan dan menyinggung anggota keluarga lainnya.
Berikut 5 pertanyaan paling sensitif saat Lebaran yang harus Anda hindari:
1. Kapan menikah?
Terdengar sepele, sih, namun, pertanyaan kapan menikah bagi sebagian orang terdengar begitu memojokkan atau bahkan menyakitkan.
Terutama bagi anggota keluarga yang memang masuk dalam kategori usia terlambat menikah atau punya sifat pemalu sehingga sulit untuk mengenal lawan jenis.
Kapan menikah juga merupakan pertanyaan paling sensitif saat Lebaran bila Anda tidak mengetahui latar belakang mengapa si saudara tersebut belum kunjung menikah.
Mungkin saja, ia mengalami trauma sakit hati karena ditinggal oleh sang calon atau bisa saja ia memang belum mantap untuk berumah tangga.
2. Kapan punya anak?
Ini salah satu pertanyaan paling sensitif saat Lebaran lainnya yang seringkali dihindari oleh banyak pasangan, terutama bagi mereka yang sudah lama menikah, namun tak kunjung diberikan momongan.
Sebagian menanggap pertanyaan ini seperti dorongan mereka untuk lebih bersemangat untuk berusaha memiliki anak, tapi, siapa tahu jika mereka ternyata sudah mengalami kegagalan terlalu sering sehingga menimbulkan kekecewaan dalam hati.
3. Kapan punya mobil?
Jangan sampai karena Anda sudah diberi rezeki memiliki mobil terlebih dulu, lantas Anda mengajukan pertanyaan paling sensitif saat Lebaran seperti ini. Selain merupakan barang kebutuhan tersier, tidak semua orang mau dan mampu membeli mobil.
Apalagi punya mobil butuh biaya tidak sedikit, mulai dari perawatan, pajak kendaraan hingga bensin dan biaya tol.