Kisah Cat Steven Jadi Mualaf, Terpesona Lantunan Adzan hingga Sumbangkan Harta untuk Kemanusiaan
Tanpa diduga, saat ia belibur di Marrakesh, Maroko, Stevens merasa begitu terpesona oleh lantunan adzan.
Penulis: Mona Kriesdinar | Editor: oda
TRIBUNJOGJA.COM - Siapa yang tak kenal nama Cat Stevens, musisi asal Inggris, seorang multi instrumentalist, seorang penyanyi dan pengarang lagu papan atas bernama lengkap Steven Demetre Georgiou ini.
Ia mendulang kesuksesan dengan lagu-lagunya yang selalu menjadi hits. Lihat saja bagaimana dua albumnya yang berjudul Tea For The Tillerman dan Teaser and The Firecat ini berhasil memeroleh penghargaan Tripple Platinum di Amerika.
Ia juga memeroleh pancapaian luar biasa yang salah satunya mendapatkan penghargaan Ivor Novello Award untuk koleksi lagu istimewanya dari Akademi Inggris pada tahun 2007.
Di bidang kemanusiaan, ia juga memeroleh penghargaan, memeroleh titel kehormatan, serta sederet penghargaan di bidang musik.
Paling baru, ia memeroleh penghargaan Lifetime Achievement Award dari BBC Radio, sebagai penyanyi folk pada tahun 2015.
Dari musik itu, Cat Stevens memeroleh puncak popularitas, juga hidup bergelimang harta. Namun ternyata semua itu tidak membuat hatinya tenteram.
Ia mencari pegangan hidup, agama yang akan menuntun kehidupannya. Ini kian menguat ketika dirinya jatuh sakit terkena TBC pada tahun 1968.
Ia dirawat selama berbulan-bulan. Sejalan dengan kondisinya yang membaik, Cat Steven kemudian memiliki perspektif yang berbeda dalam memandang dunia.
Ini direfleksikan juga ke dalam puluhan lagunya yang menggambarkan kondisi hatinya. Dari sinilah ia mulai menapaki babak baru, perjalan spiritual 'Mencari Tuhan'.
Tanpa diduga, saat ia belibur di Marrakesh, Maroko, Stevens merasa begitu terpesona oleh lantunan adzan. Ia awalnya berpikir bahwa itu seperti halnya senandung untuk Tuhan.
Lantunan yang belum pernah ia dengar sebelumnya. Dari sinilah perkenalannya dengan Islam.
Kemudian pada tahun 1976, Stevens mengalami kecelakaan. Ia nyaris tenggelam ketika berenang di Pantai Malibu, California. Dalam hatinya ia berkata, "Tuhan, jika engkau selamatkan aku, maka aku akan menyembah kepadamu".
Tanpa disangka, ombak datang kemudian membawanya ke tepi pantai. Ini seolah menjadi puncak dari perjalanan spiritualnya setelah sempat memelajari beberapa keyakina
n. Hingga kemudian saudaranya, David Gordon, membawakannya Al-Quran sebagai hadiah ulang tahun. Ia langsung memelajarinya dan mulai serius untuk menjadi mualaf.
"Aku sudah menemukan tempat tujuan perjalanan spiritual yang aku jalani hampir sepanjang hidupku. Dan jika kamu mendengarkan lirik dan lagu yang aku ciptakan seperti Peace Train dan On The Road To Find Out, maka kamu akan menemukan bagaimana perjalanan ku dalam menapai jalan spiritual ini," jelasnya dalam sebuah wawancara dengan Majalah Rolling Stone.
Adapun Cat Stevens, resmi menjadi mualaf pada tanggal 23 Desember 1977. dan berganti nama menjadi Yusuf Islam pada tahun 1978.
Seiring dengan usahanya untuk mempelajari Al-Quran, Stevens mengaku begitu terpesona dengan nama Yusuf. Sama terpesenonya ia terhadap isi dari Surat Yusuf dalam Al-Quran.
Oleh karena itu, ia pun memilih nama Yusuf setelah dirinya masuk Islam.
Sementara setelah itu, ia melelang seluruh gitarnya, kemudian uangnya ia sumbangkan untuk kegiatan kemanusiaan. Wajar saja, setelah menjadi mualaf, Stevens sempat meninggalkan karirnya selama sekitar tiga dekade.
Ia kembali lagi ke jalur musik pop sekitar tahun 2006, dengan merilis album pertamanya berjudul An Other Cup. Dalam sampul albumnya, Stevens tak menghilangkan nama belakangnya, dan hanya menggunakan nama Yusuf saja.
Kemudian para tahun 2009 ia merilis kembali album berjudul Roadsingar dan di tahun 2014 merilis album berjudul Tell 'Em I'm Gone.
Pada tahun 2007 Yusuf Islam mengatakan bahwa ia menyumbangkan seluruh harta kekayaannya serta pendapatannya dari penjualan album untuk bidang pendidikan muslim di Inggris.
Hingga ia mendirikan yayasan sosial bernama Small Kindness yang fokus pada bantuan sosial untuk pendidikan kaum muslim.
Melalui lembaga ini, Yusuf Islam sudah membantu ribuan yatim piatu dan keluarga di Balkan, Indonesia dan Irak.
Yusuf Islam sendiri menikah dengan Fauzia Mubarak Ali pada tanggal 7 September 1979, atau setelah ia masuk Islam. Ia menikah di Masjid London. Mereka kemudian dikaruniai seorang putra dan empat orang putri serta tujuh cucu.
Sementara anak keduanya meningal ketika masih dalam kandungan. Yusuf Islam kini, menghabiskan hidupnya tinggal di London dan juga Dubai.
Kini, Yusuf Islam terus berjuang dalam bidang kemanusiaan. Terkini, ia membuat kampanye penggalangan dana untuk membantu anak-anak di perbatasan Turki dan Suriah.
Dalam penggalangan dana dengan kampanye bernama #YouAreNotAlone ini Yusuf Islam juga merilis video klip berjudul 'He Was Alone' yang dirilis pada Juni 2016 ini.
"Harapanku semoga ini bisa membuka hati orang-orang kepada berbagai kesedihan yang dialami oleh ribuah orang yang suaranya tak terdengar, tertimbun oleh kisruh politik dan media ditengah krisis pengungsi, diperparah juga oleh perang dan konflik yang merobek negara mereka," katanya sebagaimana dirilis website resmi catstevens. (berbagai sumber)