Pohon Raksasa di Kawasan Yogyakarta
Pohon Beringin Super di Jambon Ini Ditanam Saat Penobatan Ratu Wilhelmina
Tak ada warga yang tahu persis berapa usia pohon beringin (Ficus benjamina) itu.
Laporan Reporter Tribun Jogja, Panji Purnandaru
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Satu pohon berukuran super yang masih ada dan kelihatan menyolok mata adalah pohon beringin di Jalan Kabupaten, tepatnya di tengah perempatan Jalan Jambon-Jalan Kabupaten di dekat Balai Desa Trihanggo, Gamping.
Lokasi pohon yang di tengah perempatan jalan itu masuk wilayah Dusun Biru, Desa Trihanggo. Tak ada warga yang tahu persis berapa usia pohon beringin (Ficus benjamina) itu.
Menurut seorang warga sekitar, Agus (44), pohon beringin tersebut sudah ada sejak lama.
"Sejak saya masih kecil, pohon itu sudah ada. Dulu waktu saya SD pernah ada ularnya. Sekarang sudah tak pernah terjadi lagi hal-hal seperti itu," kata Agus, Jumat (3/6/2016).
Secuil informasi hikayat beringin raksasa itu diperoleh dari Ponijo Amadirojo (74), warga Dusun Biru. Ponijo mengatakan, pohon beringin itu ditanam sejak 1936. Pada waktu itu Dusun Biru dipimpin Sastrowihardjo.
"Dahulu saya mendapat cerita dari carik (Sekdes) Sastropranoto yang menjabat pada 1936-1946, katanya pohon beringin itu ditanam pada masa Sastrowihardjo menjabat sebagai lurah Mbiru," tutur Ponijo.
Ponijo juga bercerita sejak dahulu di sekitar kaki beringin tersebut ramai dipakai orang berjualan.
"Sebelumnya dulu bahkan ada pasar, namanya pasar Srinthilan. Tapi 1958 sudah tak digunakan, pindah ke Jambon. Sekarang pasarnya sudah jadi SD Baturan 1," tambah Ponijo.
Riwayat singkat pohon beringin super jumbo itu juga diperoleh dari Kabag Pemerintahan Desa Trihanggo Suyana (51).
"Sejarahnya beringin itu ditanam atas prakarsa Sastrowihardjo yang menjabat sebagai lurah Biru antara 1934-1941. Pohon beringin itu dimaksudkan sebagai penanda sekaligus pengingat saat penobatan Ratu Wilhelmina sebagai Ratu di Negeri Belanda pada saat itu," kata Suyana.
"Sekarang berdasarkan Keputusan Gubernur tahun 1948 Kelurahan Biru, Kelurahan Kronggahan, dan Kelurahan Jambon menjadi satu desa yaitu Trihanngo," cerita Suyana.
Kini, jika Anda melintas di Jalan Kabupaten, pohon beringin besar di dekat pusat kuliner Jambon Resto itu benar-benar bisa jadi penanda arah dan lokasi. Sejumlah warga mengais rejeki setiap harinya di kaki pohon yang akar-akarnya tampak kokoh.
Seorang pedagang, Siti (30), mengaku sudah empat tahun terakhir berjualan opor ayam dan soto. Selain Siti ada juga Sulis (55) yang sudah berjualan nasi kuning sejak setahun. Sisanya ada penjual es buah, bubur sumsum, bakso dan bakwan Malang. (Tribunjogja.com)