Warga Wukirsari Peringati 10 Tahun Gempa DIY-Jateng
Berbagai kegiatan seperti pertunjukan wayang, pameran seni rupa, workshop seni rupa, bincang animasi, dongeng anak, dan bincang literasi digelar.
Penulis: pdg | Editor: oda
Laporan Reporter Tribun Jogja, Padhang Pranoto
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Mengenang sepuluh tahun peristiwa gempa yang merengut korban sekitar 5.800 jiwa, warga menggelar pameran seni dan literasi di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri Bantul, Sabtu (28/5/2016) hingga Sabtu (4/6/2016).
Bertempat di Perpustakaan Desa Wukirsari, berbagai kegiatan seperti pertunjukan wayang, pameran seni rupa, workshop seni rupa, bincang animasi, dongeng anak, dan bincang literasi digelar mulai 28 Mei hingga 4 Juni 2016.
Menurut Ujang Purnomo, penggagas kegiatan, kegiatan pameran seni dan literasi ini digelar untuk menunjukkan kreasi warga yang terus tumbuh setelah sepuluh tahun peristiwa gempa.
“Saya mengajak teman-teman yang aktif di berbagai komunitas di sini untuk bersedekah ilmu. Mereka membagikan karya dan pengetahuan kepada masyarakat yang datang di acara pameran, untuk mengenang dan belajar dari peristiwa gempa yang terjadi sepuluh tahun lalu,” katanya.
Ujang menambahkan sebagai desa wisata yang terkenal dengan kerajinan tangan dan pertunjukkan wayang, Desa Wukirsari mempunyai potensi besar di bidang kesenian dan literasi.
Apalagi di desa ini berdiri perpustakaan desa yang cukup representatif untuk mengadakan berbagai kegiatan seni dan literasi yang sarat ilmu.
“Kita manfaatkan keberadaan perpustakaan desa ini untuk mengadakan berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Ujang, yang juga Ketua Perpustakaan Desa Wukirsari.
Untuk mengadakan kegiatan dengan tema “Kukuh Bakuh” ini Perpustakaan Desa Wukirsari berkolaborasi dengan berbagai komunitas seperti Sanggar Anak Jaman, Komunitas Imogiri Jangan Tercemar, Studio Animasi UrakUrek, dan Tindes Art and Friends.
Dalang wayang jujur Ki Sulung R, kelompok perkusi Dendang Kesandung, serta penggiat literasi dari Medco Foundation juga diajak serta.
Wawan Karsiwan, Koordinator Program Edukasi dan Literasi Medco Foundation, menyatakan pihaknya ikut ambil bagian dalam kegiatan ini untuk membantu mendorong minat baca warga Wukirsari.
“Kami mengajak pendongeng asal Yogyakarta, Kak Bimo, untuk mendongeng di depan anak-anak mengenai pelajaran gempa yang terjadi sepuluh tahun lalu, serta untuk menyampaikan pesan pentingnya membaca bagi masa depan anak-anak,” ujarnya.
“Kami juga ajak anak-anak dari empat Taman Kanak-Kanak di Wukirsari untuk menuliskan harapan-harapan mereka, kemudian diterbangkan bersama menggunakan balon-balon harapan,” lanjutnya.
Adapun, perpustakaan Desa Wukirsari dibangun atas kerja sama Pemerintah Desa Wukirsari, Medco Foundation, dan Bank Mandiri pada 2012 .
Perpustakaan ini menjadi salah satu tempat untuk mendorong perkembangan literasi bagi warga Desa Wukirsari.