Tari Bedhaya Tirta Hayuningrat saat Tingalan Jumenengan Dalem Sri Sultan HB X
Sembilan penari yang merupakan empat puteri Sultan dan lima Sentono Dalem atau kerabat dekat, masuk ke Bangsal Kencono.
Penulis: mrf | Editor: oda
Dia menambahkan, bahan lain untuk membuat adonan apem yaitu gula jawa, gula pasir yang telah dicairkan, dan tape ketela yang telah dihaluskan.
Ke empat bahan tersebut pada saat itu dituangkan oleh KGR Hemas ke dalam satu wadah, kemudian abdi dalem keparak mengaduknya.
“Setelah adonan tercampur rata, kemudian adonan dituangkan ke dalam enceh atau wadah besar. Adonan apem ditempatkan di enceh, didiamkan semalaman sampai adonan mengembang,” jelasnya.
Lalu keesokan harinya, Jumat (6/5/2016), lanjut Hayu, Garwa Dalem, Puteri Dalem, dan dihadiri Sentono Dalem melakukan upacara Ngapem di Bangsal Keputren.
Adonan yang sebelumnya berada di dalam enceh, dimasukkan ke dalam cetakan yang di bawahnya terdapat tungku arang.
Panghageng Tepas Dwarapura Kraton, KRT Jatiningrat mengungkapkan, apem berasal dari afwun yang berarti permohonan ampunan dan keselamatan.
Dalam upacara adat jawa, apem lazim ada karena merupakan simbol permohonan ampunan dan keselamatan. (tribunjogja.com)