Mayat Membusuk di Kamar Mandi UGM
Walaupun Menjadi Sosok yang "Misterius" Tapi Feby Dikenal Sangat Ramah dan Murah Senyum
Sari, salah satu teman kos Feby yang sudah tinggal di situ sejak 2014 lalu mengatakan, bahwa sosok Feby ada seorang yang baik.
Penulis: abm | Editor: Ikrob Didik Irawan
Laporan Reporter Tribun Jogja, Septiandri Mandariana
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Feby Kurnia (19) mahasiswi jurusan Geofisika Fakultas MIPA asal Batam ditemukan meninggal di kamar mandi Gedung S2 dan S3 FMIPA UGM, Senin (2/5/2016) petang.
Mayat mahasiswi itu diduga kuat jadi korban pembunuhan. Ia meninggal sejak empat hari lalu sebelum ditemukan.
Kabar itu membuat kaget dan sedih teman-teman satu kos Feby yang menyewa kamar kos di Pogung baru, Blok D 28, Sleman.
Saat Tribun Jogja mendatangi rumah kos tersebut, ada Uul dan Sari yang sedikit bercerita tentang mahasiswi nahas tersebut.
Sari, salah satu teman kos Feby yang sudah tinggal di situ sejak 2014 lalu mengatakan, bahwa sosok Feby ada seorang yang baik.
Walaupun menjadi sosok yang "misterius" karena jarang berkomunikasi dengan sesama penghungi kos yang lain, Feby selalu saja menyapa dan memberi senyuman ketika berpapasan.
Ia sangat kaget ketika mendengar informasi yang menimpa Feby tadi malam, yang menyebutkan bahwa dara berusia 19 tahun itu menjadi korban pembunuhan.
"Tega banget kalau ada orang yang bunuh anak sebaik Feby," ujar Sari, Selasa (3/5/2016) sore.
Uul melanjutkan, ia bersama Sari sebagai penghuni yang sudah lebih dulu tinggal di situ tidak banyak mengetahui banyak tentang Feby.
Sehari-hari setiap penghuni kos memiliki kesibukannya masing-masing. Namun Feby ada salah satu penghuni yang dianggap banyak penghuninya sangat ramah kepada teman-teman satu kos.
Saat mendengar kabar meninggalnya Feby, ia dan seluruh penghuni kos kaget dan sedih karena tidak menyangka hal itu.
Saat Feby dinyatakan hilang, beberapa teman kos Feby berpikir kemungkinan terburuk yang terjadi pada Feby adalah dicuci otak ataupun mengikuti sebuah aliran tertentu (sesat) yang membuatnya hilang entah ke mana.
"Setahu saya, Feby masuk kos sini sekitar tahun 2015, ketika ia pertama kali masuk kuliah. Anaknya tuh baik dan ramah sama yang lain. Tadi pagi kita semua langsung ke Sardjito," tutur Uul.
Saat Tribun Jogja mewawancara mereka berdua, datanglah penjaga kos yang akrab disapa Ani oleh penghuni kos, yang baru pulang dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Ketika Tribun Jogja hendak memintai keterangan dari Ani, penjaga kos tersebut enggan memberi keterangan selain kepada pihak kepolisian dan langsung masuk ke dalam rumah kos.
"Barusan udah minta. Tapi kata Mba Ani dia nggak mau diwawancara dan cuma mau dimintai keterangan sama polisi," tambah Sari. (tribunjogja.com)
